DAFTARKLASIFIKASI SISTEM SUBJECT/POKOK ISI/MASALAH/PERIHAL Sistem subject atau perihal atau masalah merupakan cara penyimpanan dan penemuan kembali surat dengan berpedoman pada perihal surat atau pokok isi surat.
Download Free DOCXDownload Free PDFDAFTAR KLASIFIKASI SISTEM SUBJECTDAFTAR KLASIFIKASI SISTEM SUBJECTDAFTAR KLASIFIKASI SISTEM SUBJECTDAFTAR KLASIFIKASI SISTEM SUBJECTsmkardjunasatu malang
MacamMacam Perjanjian Internasional. 1. Macam-Macam Perjanjian Internasional Berdasarkan Jumlah Peserta. Perjanjian Bilateral: yaitu suatu perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak subjek hukum internasional (negara, takhta suci, kelompok pembebasan, dan organisasi internasional).Contohnya: Pada Perjanjian bilateral di indonesia dan india di suatu bidang pertahanan dan ekonomi pada tahun 2011
A. KLASIFIKASI 1. Pengertian Ada berbagai sumber yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pengertian klasifikasi. Kamus besar bahasa indonesia menjelaskan bahwa, Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Sedangkan Sulistyo Basuki 1990 395 menyebutkan klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda atau entitas yang sama serta memisahkan benda atau entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan sistematis. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pengertian klasifikasi adalah pengelompokan benda atau objek lainnya berdasarkan ciri-ciri yang sama. Dalam dunia perpustakaan atau pusat informasi lainnya pengertian klasifikasi tentu saja menjadi lebih khusus lagi sesuai dengan objek yang dimilikinya. Klasifikasi disini berarti pengelompokan bahan pustaka atau dokumen berdasarkan ciri-cirinya yang sama, bisa berupa pengarang, warna, bentuk fisik, isi dan sebagainya. Namun akhirnya kegiatan klasifikasi di perpustakaan modern lebih bersifat pengelompokan bahan pustaka berdasarkan isi atau subjek yang dibahas di dalamnya. 2. Tujuan Di dalam sistem pengaturan bahan pustaka pada rak perpustakaan, klasifikasi mempunyai dua tujuan. 1. Menentukan lokasi bahan pustaka di dalam jajaran koleksi perpustakaan. Hal ini dimungkinkan karena setiap bahan pustaka yang diterima perpustakaan akan dikelompokkan dan diberikan kode penyimpanannya sesuai dengan subjek yang dibahasnya. 2. Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki sabjek yang sama dalam satu jajaran koleksi. B. ANALISIS SUBJEK Sebagai konsekuensi logis dari kegiatan klasifikasi bahan pustaka berdasarkan subjek yang dibahas di dalamnya, kita harus mengetahui persis tentang sifat-sifat subjek bahan pustaka. Subjek bahan pustaka dapat disimpulkan secara tepat melalui analisis subjek. Yaitu proses meneliti, mengkaji dan menyimpulkan isi yang dibahas di dalam bahan pustaka. Setidak-tidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam anlisis subjek, yang nantinya akan mempengaruhi hasil akhir proses klasifikasi. 1. Konsep subjek Merupakan suatu kesatuan kerangka struktur atau susunan penguraian subjek dalam bahan pustaka. Subjek yang dibahas dalam bahan pustaka memiliki tiga unsur yang membentuk satu kesatuan konsep subjek. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut a. Topik yang dibahas Yaitu inti permasalahan yang sebenarnya dibahas atau diuraikan dalam bahan pustaka. Para ahli sering juga menyebutkan dengan istilah fenomena. Pada kenyataannya topic yang dibahas dalam bahan pustaka bisa beragam dari mulai satu topic yang sederhana sampai pada beberapa topik yang berinteraksi secara kompleks. Baca Juga Sistem Klasifikasi DDC b. Disiplin ilmu Yang dimaksud dengan disiplin ilmu ini termasuk didalamnya pengertian sub disiplin ilmu yang menjadi turunannya. Disiplin ilmu adalah kajian bidang ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta metodologinya, misalnya filsafat, ilmu pengetahuan alam, sosiologi, kesenian, fisika dan sebagainya. Dengan kata lain disiplin ilmu merupakan kajian ilmu pengetahuan yang membidangi topik yang diuraikan dalam bahan pustaka. Hal ini perlu dipahami karena suatu topik tertentu ada kemungkinan terkait pada berbagai disiplin ilmu, yang akhirnya akan mempengaruhi hasil akhir proses klasifikasi. Untuk lebih jelasnya hubungan antara topik dengan disiplin ilmu ini dapat kita lihat pada contoh buku-buku berikut 1 “Pedoman memelihara ikan” karangan agus murtono - Topik yang dibahas ikan - Disiplin ilmu perikanan 2 “Teknik pengawetan ikan” karangan haryono - Topik yang dibahas ikan - Disiplin ilmu teknologi makanan c. Bentuk penyajian Merupakan wujud dari pengaturan organisasi, media dan sistematika penyajian subjek pada bahan pustaka. Memberikan ringkasan sifat-sifat untuk penyajian ini menjadi 2 kelompok yang dibedakan melalui 1 Struktur Suatu subjek disajikan dalam bahan pustaka menurut struktur atau sistematika susunan tertentu seperti - Monografi - disertasi - kumpulan dokumen pertemuan ilmiah - Kamus - direktori - bibiografi, katalog, dan indeks - skema kalsifikasi - dan sebagainya 2 Media Berupa bahasa, symbol matematis, gambar, peta, kaset dan sebagainya. Contoh pemakaiannya pada bahan pustaka - “peta kepadatan penduduk Kalimantan timur” - Subjek kepadatan penduduk - Bentuk penyajian peta 2. Cara menentukan subjek Seperti telah diutarakan sebelumnya, subjek bahan pustaka dapat ditentukan secara tepat melalui analisis subjek. Caranya tiada lain kecuali dengan membaca bahan pustaka melalui a. Judul Judul bahan pustaka pada dasarnya merupakan ringkasi isi secara singkat. Dari sini kita bisa menerka-nerka subjek apa yang sebenarnya dibahas di dalam bahan pustaka tersebut. Misalnya buku “pengantar ekonomi perusahaan” kemungkinan besar subjeknya akan berkisar pada “ekonomi perusahaan”. Begitu pula pada buku “teknik beternak kelinci” subjeknya akan berkisar pada “peternakan kelinci”. b. Daftar isi Ini merupakan kerangka sistematis penguraian subjek yang dibahas dalam bahan pustaka. Daftar isi biasanya merupakan petunjuk yang dapat dipercaya tentang subjek bahan pustaka yang bersangkutan. Umumnya melalui daftar isi kita sudah dapat menentukan subjek bahan pustaka yang sebenarnya secara tepat. c. Kata pengantar Apabila daftar isi belum memberikan gambaran yang jelas tentang subjek yang dibahas, atau daftar isi itu sendiri malahan tidak ada, bacalah kata pengantar atau pendahuluan dari bahan pustaka yang bersangkutan. Di sinilah biasanya pengarang memberikan keterangan tentang subjek dan uraian ruang lingkup masalah yang dibahas dalam bahan pustaka. d. Uraian isi Bila langkah-langkah tersebut di atas belum memadai untuk menentukan subjek bahan pustaka yang akan di klasir, maka kita terpaksa harus membaca sebagian atau seluruhnya dari uraian isi bahan yang bersangkutan. Walaupun praktek membaca mungkin hanya sepintas saja. e. Sumber lain Usaha lain yang dapat dilakukan apabila menghadapi kesulitan dalam menentukan subjek, kita bisa menggunakan sumber informasi lain yang ada hubungannya dengan bahan pustaka. Informasi ini bisa berupa jaket bahan pustaka, tinjauan literature, abstrak dan sebagainya. C. KATALOG 1. Pengertian Katalog berasal dari bahasa Indonesia berasal dari kata Catalog dalam bahasa Belanda, serta Catalogue dari bahasa Inggris. Istilah katalog itu sendiri berasal dari frase Yunani Katalogos. Kata bermakna sarana atau menurut, sedangkan logos memiliki berbagai arti seperti kata, susunan, alasan dan nalar. Jadi katalog dari segi kata bermakna sebuah karya dengan isinya disusun menurut cara yang masuk akal. Menurut sebuah simpanan rencana atau hanya berdasarkan kata demi kata. Beberapa definisi katalog menurut ilmu perpustakaan dapat disebutkan sebagai berikut Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu. Suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. katalog perpustakaan adalah daftar buku atau koleksi pustaka dalam suatu perpustakaan atau dalam suatu koleksi. Sulistyo Basuki, 1991 Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan sistem tertentu. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, 2003 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan. 2. Tujuan dan fungsi katalog a. Tujuan Katalog Menurut Sulistyo-Basuki 1991 tujuan dari Katalog adalah sebagai berikut Memungkinkan seorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subjeknya. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakann oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu dan dalam jenis literatur tertentu. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya dan berdasarkan karakternya sastra ataukah berdasarkan topik. b. Fungsi Katalog Charles Ammi Cutter menyebutkan tiga fungsi katalog yaitu Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul atau subyeknya. Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyek tertentu, dalam jenis literatur tertentu. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya bentuk sastra atau berdasarkan topik. Fungsi tersebut dikemukakan oleh Cutter lebih dari 100 tahun yang lalu, namun sampai saat ini masih sangat relevan tentunya dengan beberapa penyesuaian seperti istilah buku sebaiknya diganti dengan istilah koleksi. Sedangkan untuk katalog induk mempunyai fungsi tambahan antara lain mempermudah penyalinan katalog copy cataloguing, mendukung pengawasan bibliografi bibliographic control, dan menopang silang layan inter library loan. Qalyubi dkk 2007 menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut Mencatat karya seseorang pada tajuk yang sama. Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk yang sama. Mencatat semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan. Menunjukkan rujukan silang cross reference dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama yang digunakan sebagai tajuk. Memberikan petunjuk letak/lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan. memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan sehingga pengguna perpustakaan user dapat memperoleh informasi yang lengkap tentag karya itu. Sedangkan Menurut Kao 2001, fungsi katalog adalah sebagai beikut Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui pengarangnya, judulnya atau subyeknya. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literature tertentu. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya. Berfungsi sebagai sarana yang sangat diperlukan oleh staf perpustakaan di bagian pengadaan, pengatalogan, kontrol inventarisasi dan pekerjaan-pekerjaan referensi. 3. Bentuk fisik katalog Horgan mengatakan bahwa bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang online muncul, telah dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah katalog kartu. Sedangkan menurut Tylor, katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku book catalog, katalog berbentuk kartu card catalog, katalog berbentuk mikro microform catalog, katalog komputer terpasang online komputer catalog. Katalog bentuk buku merupakan katalog yang tersusun dalam 1 buku. Disebut juga katalog tercetak dan merupakan bentuk katalog yang paling kuno. Katalog bentuk buku memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah digunakan, dapat di bawa ke mana-mana, dan digandakan dengan mudah. Kerugiannya adalah, sekali dijilid, maka katalog buku menjadi usang, karena tambahan buku tidak dapat disisipkan ke entri yang sudah ada. Katalog Berkas atau album dalam bahasa inggris disebut sheaf catalogue merupakan kumpulan kartu yang dijilid menjadi satu menjadi buku atau adalah mudah digunakan, pengguna dapat menggunakan katalog berkas yang berbeda-beda. Sedangkan kerugiannya adalah sekali adanya penambahan harus membongkar berkas, cenderung mudah hilang karena bentuknya lebih kecil dari pada katalog buku. Katalog Kartu adalah Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografisnya dicatat pada kartu berukuran x cm. Keuntungan katalog berbentuk kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Kelemahannya adalah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pemustaka sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama. Katalog Cetak merupakan proses Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru. Katalog COM Computer Output Microform dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfishe. Katalog dalam bentuk mikro ini relative lebih murah jika dibandingkan dengan katalog dalam bentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah daripada katalog kartu. Disisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan. Taylor, 1992 dalam Hasugian, 2009. Katalog CD-ROM Compact Disk Read Only Memory adalah katalog yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer. OPAC Online Public Access Catalog adalah Katalog yang tersimpan di komputer, dapat diakses dari berbagai titik atau lokasi selama titik/lokasi tersebut tergabung dalam jaringan internet. Menurut Hermanto 2007 OPAC banyak di gunakan pada berbagai perpustakaan karena memiliki berbagai keuntungan diantaranya Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu Jajaran tertentu tidak perlu di-file Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas 4. Susunan katalog perpustakaan a. Katalog Abjad terdiri dari 1. Katalog Pengarang Memberikan informasi mengenai karya seorang pengarang yang dimiliki perpustakaan. Pengertian pengarang mencangkup juga editor, complier, ilustrator, penerjemah dan lain-lain. 2. Katalog Judul Merupakan entri judul disusun menurut abjad 3. Katalog Subjek Entri subjek disusun menurut abjad, memungkinkan pengguna mengakses katalog menurut judul. 4. Katalog Susunan Kamus Katalog yang mencakup semua entri dalam satu jajaran. b. Katalog berkelas 1. Alphabetico-classed catalogue Katalog dengan entri subjek disusun menurut sebuah bagan klasifikasi. Dalam susunan ini, mula-mula entri katalog disusun menurut susunan klas, kemudian subdivisi dalam klas tersebut disusun menurut abjad. 2. Katalog terbagi divided catalogue Katalog terbagi sebenarnya merupakan sempalan dari katalog susunan kamus. Pada katalog terbagi terdapat 2 jajaran utama, yaitu jajaran subjek disusun menurut abjad serta gabungan pengarang dan judul, sisusun menurut abjad. Katalog ini merupakan katalog susunan kamus.
Klasifikasiyang paling lazim dijumpai adalah klasifikasi bahasa yang dengan subjek di awal kalimat. Klasifikasi yang kedua adalah bahasa yang menempatkan verba di awal kalimat. Bahasa- bahasa di Asia- Pasifik Rumpun Austronesia Meliputi wilayah Madagaskar- kepulauan Ester, dan dari Taiwan ke Hawaii ke Selandia Baru.

Daftar subyek berkode adalah daftar yang berisikan istilah-istilah subyek yang dilengkapi dengan kode dari istilah subyek bersangkutan. Kode atau biasa juga disebut notasi adalah tanda pengenal identitas dari sesuatu istilah subyek. Kegunaan kode ini sesungguhnya adalah 1. Untuk memudahkan mengetahui kelompok dari sesuatu subyek. 2. Untuk memudahkan penentuan lokasi dan urutan-urutan penyimpanan bahan-bahan dari subyek pada Sistem Pokok Masalah Kegunaan kode yang terakhir lebih ditujukan pada penggunaan koleksi perpustakaan, di mana buku-buku di rak berdasarkan kode yang ditempelkan punggung buku. Untuk arsip yang banyak, seperti Arsip Nasional atau Sentral Arsip suatu instansi, kode memang sangat diperlukan untuk menentukan lokasi dan urut-urutan penyimpanan. Sementara itu, untuk arsip- arsip di bagian atau unit suatu instansi penyertaan kode pada istilah subyek agaknya tidaklah diperlukan benar, bahkan dapat bisa menyulitkan petugas untuk mengingat-ingat kode untuk mengetahui lokasi arsip. Persyaratan bagi model kode yang dipilih adalah, 1 singkat dan jelas, 2 mudah dipahami dan diingat; 3 mudah dibaca; 4 sederhana dalam penulisan. Ada 3 macam kode yang dapat dipilih, yakni angka, haruf, dan gabungan angka dan huruf atau huruf dan angka. 1 Kode angka dapat dapat berupa angka arab, misalnya 1,2,3; angka romawi misalnya I, II, III; angka desimal misalnya 00, 11, angka Duplex misalnya 1-3, 7-10, 11-13. 2 Kode huruf dapat berupa huruf besar seperti A, B, C; huruf kecil seperti a, b, c, d; gabungan huruf AA, AB, ac, ad, Ac; kependekakan seperti KU keuangan, KP kepegawaian, PL perlengkapan. 3 Kode gabungan angka dan huruf atau huruf dan angka, misalnya 4 Salah satu contoh dari daftar subyek berkode dicantumkan berikut ini, yang diambil sebagian dari Daftar Klasifikasi Kearsipan Departemen Dalam Negeri RI. Kode yang mewakili kelas masalah sebenarnya sudah cukup memadai bagi penyimpanan dan penemuan kembali arsip. Jika untuk keperluan khusus terutama untuk kecermatan dan ketepatan lebih lanjut, maka masalah atau subyek dapat diteruskan dengan tambahan kode seperti bentuk penyajian, wilayah dan komponen. Bentuk penyajian mendapat tambahan kode sebagaimana contoh berikut ini. -01 Laporan -02 Statistik -13 Seminar, Lokakarya -04 Peraturan Perundang-undangan -05 Penelitian -06 Pendidikan -07 Perencanaan -08 Panitia -09 Ceramah Berikut ini diberikan contoh kode subyek yang mempergunakan tambahan bentuk penyajian 480 Media Massa -13 Lokakarya Lokakarya Media Massa Untuk melengkapi masalah dengan wilayah, maka kode masalah dapat ditambah dengan kode wilayah sebagai berikut -1 Pusat -2 Sumatra – 21 Ace -22 Sumatra Utara dan seterusnya -3 Jawa –31 DKI Jakarta -32 Jawa Barat dan seterusnya. -4 Kalimantan -41 Kalimantan Barat -42 Kalimantan Tengah dan seterusnya -5 Sulawesi -51 Sulawesi Utara -52 Sulawesi tengah dan seterusnya. Kode masalah dapat juga ditambah dengan kode singkatan nama instansi sebagaimana contoh berikut -IJ Inspektorat Jenderal -SJ Sekretaris Jenderal -SP Direktorat Jenderal Sosial Politik dan seterusnya. Contoh kode subyek yang disertai oleh kode singkatan nama instansi 700 Pengawasan -SJ Sekretariat Jenderal 700-SJ Pengawasan di Sekretariat Jenderal Dari pembehasan di atas, jelas bahwa pola klasifikasi dan kode yang akan diterapkan sebaiknya adalah buatan sendiri, sehingga akan sesuai dengan kebutuhan arsip instansi bersangkutan.

MengulasKalimat Perintah dari Pengertian sampai Contoh-contohnya. Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung intonasi dan makna perintah atau larangan. Kalimat ini sering kita sering gunakan untuk melarang atau bahkan meminta tolong kepada orang lain. Dalam Bahasa Indonesia, kalimat dibagi menjadi berbagai jenis berdasarkan aspek tertentu. Membuat daftar klasifikasi subjek buatan sendiri adalah langkah yang penting dalam mengorganisir dan mengelola surat atau dokumen yang diterima di kantor. Dengan memiliki daftar subjek yang terstruktur, Anda dapat dengan mudah mencari dan mengakses informasi yang dibutuhkan. Tuliskan cara pembuatan daftar klasifikasi subjek buatan sendiri? Cara pembuatan daftar klasifikasi subjek buatan sendiriAda beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat daftar klasifikasi subjek buatan sendiri. Salah satu cara yang sederhana adalah dengan mencatat setiap isi atau perihal surat yang diterima secara individual di dalam satu buku tulis atau catatan. Kemudian, daftar ini dapat disusun menurut subjek atau topik yang relevan. Jika terdapat beberapa perihal yang memiliki istilah yang sama, Anda hanya perlu mencatatnya sekali dalam itu, ada dua jenis daftar subjek yang umum digunakan, yaitu1. Daftar Subjek MurniPada jenis daftar ini, subjek-subjek atau topik-topik yang tercantum dalam daftar tidak memiliki kode unik atau identifikasi tambahan. Subjek-subjek ini hanya disusun berdasarkan abjad atau kategori yang relevan. Misalnya, jika Anda memiliki subjek "Pengadaan Barang," Anda dapat menuliskannya di bawah huruf "P" dalam Daftar Subjek BerkodePada jenis daftar ini, setiap subjek atau topik diberikan kode unik atau identifikasi tambahan. Kode ini dapat berupa angka, huruf, atau kombinasi keduanya. Pendekatan ini memungkinkan penggunaan kode sebagai referensi cepat dan sistematis untuk mengelompokkan subjek-subjek tertentu. Misalnya, subjek "Pengadaan Barang" dapat diberikan kode "PB-001" untuk mempermudah pencarian dan untuk mencatat bahwa daftar klasifikasi subjek buatan sendiri harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan kantor atau organisasi Anda. Anda dapat menyesuaikan struktur dan jenis daftar subjek sesuai dengan karakteristik dan kegiatan kantor Anda. Pastikan untuk membuat daftar yang jelas, mudah dipahami, dan dapat diakses dengan memiliki daftar klasifikasi subjek yang baik, Anda akan dapat mengatur, mengelola, dan mencari informasi dengan lebih efisien, meningkatkan produktivitas, dan menghindari kebingungan dalam mengelola dokumen dan surat-surat yang diterima.
Dalamsistem DDC, subjek dibagi dari subjek besar (kelas utama) dibagi menjadi subjek kecil (divisi), lalu dibagi lagi menjadi lebih kecil (subdivisi), dan lebih rinci lagi (seksi), contoh: Kelas Utama 000 Karya umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Pengetahuan murni 600 Ilmu pengetahuan terapan/teknologi
Pengertiandari teks LHO juga sering disebut sebagai teks klasifikasi, karena didalamnya berisikan klasifikasi jenis sesuai dengan kriteria tertentu. LHO biasanya menggambarkan bentuk, ciri ataupun sifat. Teks yang dihasilkan dari LHO akan bersifat faktual, karena didasarkan dengan fakta yang ada dan penggunaan teks LHO sangatlah penting untuk Contohdaftar klasifikasi subjek . Question from @Nursaadah13 - Sekolah Menengah Pertama - Bahasa lain Tuliskan tujuan dari pencatatan surat Answer. Recommend Questions. hikmah7340 May 2021 makanan, atau pun minuman. Please bgt di jawab yah khayla37 May 2021 | 0 Replies . tolong isi ini ya kalo ada caranya kasih caranya y LindaDA3822
SubjekPenelitian Subjek penelitian adalah istilah yang seringkali dipergunakan dalam studi eksperimental, dimana orang-orang yang terlibat merupakan ' pion ' dalam topik penelitian tertentu sehingga subjek ini menjadi sasaran atas upaya untuk mengumpulan data. Objek Penelitian
Wu54x.
  • vofe4kvznp.pages.dev/215
  • vofe4kvznp.pages.dev/341
  • vofe4kvznp.pages.dev/447
  • vofe4kvznp.pages.dev/463
  • vofe4kvznp.pages.dev/492
  • vofe4kvznp.pages.dev/251
  • vofe4kvznp.pages.dev/469
  • vofe4kvznp.pages.dev/429
  • tuliskan pengertian dari daftar klasifikasi subjek