Berikutini adalah cara memilih bibit karet yang unggul dan baik : 1. Pilih Batang dengan Warna Hitam Kecoklatan Pertama adalah pilih bibit karet dengan batang yang berwarna hitam kecoklatan, dan perhatikan juga pengambilan bagian batangnya, pastikan batang tersebut diambil dari pohon karet yang sehat. 2. Pilih Tunas Yang Besar
Bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit. Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai dari kualitas semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonomi harga buah tersebut. Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah unggul. Untuk itu dapat diambil contoh cara menilai buah durian berdasarkan kriteria penampilan buah dan sifat buah yang disukai konsumen, sehingga diperoleh suatu daftar kriteria penilaian buah durian unggul. a. Kelompok sifat utama 1. Rasa daging buah manis berlemak, diutamakan dengan rasa khas 2. Ketebalan daging tebal 3. Ukuran biji kecil atau sekurang-kurangnya kempes daging kuning sampai jingga 5. Kadar air daging sedikit kering daging halus, sedikit berserat 7. Ukuran buah besar kuat merangsang 9. Kulit buah tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak 10. Jumlah juring 5-6 juring sempurna b. Kelompok sifat menunjang 1. Struktur pohon kokoh, percabangan merata/simetris, tajuk bulat. 2. Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun, diutamakan yang panen buahnya pada awal atau akhir musim. terhadap hama penggerek dan beberapa jenis cendawan. 4. Mudah diperbanyak secara vegetatif. 5. Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap kultur teknis budi daya pemupukan, pengairan. Apabila minimal terpenuhi 70 % sifat unggul dari daftar diatas maka buah atau bibit durian tersebut tergolong jenis unggul. Bila tidak memenuhi 70% persyaratan diatas, maka buah durian demikian tergolong buah yang biasa saja. Cara penilaian seperti ini dapat dipakai untuk menilai jenis buah lainnya. Namun perlu mengadakan perubahan kriteria tertentu agar sesuai dengan sifat masing-masing jenis buah. Untuk lebih detailnya mengenai deskripsi varietas tanaman buah unggul dapat dilihat di Lampiran 1. B. Pohon Induk Pohon induk adalah tanaman pilihan yang dipergunakan sebagai sumber batang atas entres, baik itu tanaman kecil ataupun tanaman besar yang sudah produktif yang berasal dari biji atau hasil perbanyakan vegetatif. 1. Memiliki sifat unggul dalam produktifitas dan kualitas buah untuk tanaman buah dan ketahanan terhadap serangan organisme penggangu tanaman OPT. 2. Nama varietas pohon induk dan asal-usulnya nama pemilik, tempat asal harus jelas, sehingga memudahkan pelacakannya. 3. Tanaman dari biji harus sudah berproduksi minimal lima musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya. 4. Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain yang dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan silang, terutama untuk pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu diambil bijinya. Kebun pohon induk adalah kebun yang ditanami dengan beberapa varietas buah unggul untuk sumber penghasil batang atas mata tempel atau cabang entres untuk perbanyakan dalam jumlah besar. Umumnya yang ditanam adalah tanaman hasil perbanyakan vegetatif okulasi, sambung, susuan, cangkok, setek dan memenuhi persyaratan sebagai pohon induk. Lokasi pohon induk sebaiknya tidak jauh dengan lokasi perbanyakan tanaman, untuk memudahkan pelaksanaan perbanyakan bibit. Ada dua sistem penanaman kebun pohon induk 1. Kebun pohon induk sekaligus sebagai kebun produksi. 2. Kebun pohon induk dengan jarak tanam lebih rapat, misalnya untuk tanaman durian, untuk kebun produksi biasanya berjarak tanam 10x10 m, sedangkan pada kebun pohon induk dapat berjarak tanam 3x3 m. Dengan jarak tanam yang rapat dapat diperoleh lebih banyak pohon induk dalam suatu areal yang relatif tidak luas. Pencarian pohon induk untuk mendapatkan jenis tanaman unggul dengan cara 1. Eksplorasi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara melacak suatu tanaman ke daerah sentra budidayanya sampai yang tumbuh liar di hutan. Semisal daerah sentra durian di perbukitan Desa Brongkol di Ambarawa Jawa Tengah, Desa Rancamaya dan Cimahpar Bogor, Jawa Barat. Tempat tersebut mempunyai ribuan pohon durian yang tumbuh secara alami dan di antara tanaman durian tersebut terdapat beberapa varietas yang mempunyai sifat-sifat unggul walaupun merupakan tanaman dari biji serta tumbuh setengah liar di alam. Sebagai contoh eksplorasi durian Matahari di Desa Cimahpar, Kecamatan Kedunghalang, Bogor. 2. Promosi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mengadakan kejuaraan buah unggul, dari lomba tersebut muncul durian unggul baru yang berpotensi sebagai pemenang lomba. Contoh yang paling terkenal adalah durian Petruk. Durian ini adalah juara lomba buah di Jepara dan sekarang sudah ditetapkan pemerintah sebagi durian unggul nasional. 3. Introduksi adalah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mendatangkan atau mengenalkan jenis buah yang terbukti unggul dari daerah atau negara lain. Cara ini merupakan jalan pintas untuk mempercepat perolehan bahan tanaman yang telah diketahui sifat keunggulannya. Hal yang harus diperhatikan adalah kesesuaian keadaan iklim, tanah dan cara budidaya pada tempat tumbuh asalnya dengan keadaan tempat tanam yang baru,agar kualitasnya tetap lain yang muncul adalah adanya hama dan penyakit yang sebelumnya tidak diketahui di daerah asalnya, tetapi muncul setelah tanaman tersebut ditanam di tempat yang baru. Sebagai contoh adalah durian bangkok dari Thailand yang diintroduksi ke Indonesia seperti Chanee dan Monthong. Jenis ini rata-rata tidak tahan terhadap penyakit busuk akar dan busuk leher batang atau kanker batang. C. Batang bawah dan batang atas 1. Pemilihan Batang bawah Batang bawah atau rootstock/understam adalah tanaman yang berfungsi sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran yang berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya. Keuntungan batang bawah dari biji o Perkembangan sistem perakarannya lebih kuat dan dalam, karena memiliki akar tunggang, sehingga relatif lebih tahan terhadap kekeringan. o Penyediaan batang bawah jenis ini bisa dilakukan dalam jumlah banyak. Kriteria tanaman yang akan dijadikan batang bawah o Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atasnya, sehingga batang bawah ini mampu menyatu dan menopang pertumbuhan batang atasnya. o Tanaman dalam kondisi sehat. o Sistem perakarannya baik dan dalam serta tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk hama dan penyakit yang ada dalam tanah. o Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas buah pada tanaman yang disambungkan/diokulasi. Perawatan batang bawah seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyiraman perlu diperhatikan agar batang bawah tumbuh subur dan sehat. Pertumbuhan yang subur dan sehat memudahkan pengelupasan kulit dan kayunya, karena sel-sel kambium berada dalam keadaan aktif membelah diri. Proses pembentukan kalus atau penyembuhan luka berlangsung dengan baik, sehingga pada akhirnya keberhasilan sambungan atau okulasinya juga tinggi. 2. Pemilihan batang atas Batang atas yang biasanya disebut entres scion adalah calon bagian atas atau tajuk tanaman yang di kemudian hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul. Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik okulasi ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting dengan tunas pucuk yang digunakan dalam sambungan grafting. Entres inilah yang disambungkan pada batang bawah, untuk menggabungkan sifat-sifat yang unggul dalam satu bibit tanaman. Karena itu entres sebagai batang atas harus diambil dari pohon induk yang sudah diketahui betul sifat unggulnya. Pohon induk mempunyai bagian yang berbeda-beda fase perkembangannya. Bagian pangkal pohon merupakan bagian yang tertua menurut umurnya, tetapi karena terbentuk pada masa awal pertumbuhan pohon tersebut maka sel-selnya besifat sederhana, muda juvenile dan sangat vegetatif. Semakin ke arah ujung ranting, semakin muda menurut umurnya, tetapi sel-sel yang terbentuk paling akhir ini justru bersifat lebih kompleks, dewasa mature dan siap untuk memasuki masa berbunga dan berbuah generatif. Pengambilan entres dari pucuk tajuk pohon akan tetap membawa sifat dewasa atau generatif. Penyambungan entres dengan batang bawah akan menghasilkan bibit yang sudah membawa sifat dewasa tersebut. Hal ini menyebabkan bibit hasil penyambungan atau okulasi lebih cepat berbuah daripada tanaman yang berasal dari biji. Kriteria tanaman yang akan dijadikan sebagai batang atas o Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang bawahnya, sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal. o Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit o Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar yang seperti kita kehendaki, misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi. 3. Pengepakan batang atas Tujuan pengepakan adalah menjaga kesegaran bahan batang atas selama mungkin, hingga dapat segera disambungkan di kebun pembibitan. Metode pengepakan calon entres o Cabang atau ranting pohon induk dipilih sesuai dengan kriteria dan idealnya berdiameter 2-4 mm untuk durian diameter tergantung jenis dan kualitas pohon induknya, kemudian segera dirontokkan seluruh daunnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi terjadinya kehilangan air dari permukaan daun yang dapat mengakibatkan entres menjadi keriput. Pohon induk yang disengaja untuk sumber entres saja dari satu rantingnya mampu menghasilkan 3-5 mata entres yang baik/ produktif. Harga mata entres berkisar Rp 50 Rp 200 per mata entres tergantung jenis dan kualitas pohon induknya. o Entres ini lalu disortir atau dipisahkan berdasarkan baik tidaknya mata tunas. Diusahakan agar entres ini tidak bercabang-cabang, tetapi berupa cabang tunggal sepanjang kurang lebih 20-30 cm. o Cabang tunggal ini kemudian diikat dengan karet gelang sebanyak 10-30 entres setiap ikatnya, tergantung dari besar-kecilnya diameter entres. o Bahan pembungkus yang digunakan untuk membungkus entres harus bisa meredam panas dan sekaligus menjaga kelembaban yang biasa dipakai dan mudah didapat adalah kertas koran, kertas tisu, kantong plastik, daun dan pelepah pisang. o Setiap ikat entres yang telah disortasi kemudian dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu atau kertas koran. Bungkus pertama ini perlu diperciki dengan air agar agak lembab, tetapi jangan terlalu basah. Setelah itu dibungkus lagi dengan kantong plastik. Dengan cara ini, kesegaran entres dapat bertahan 2 hari. Dan lebih baik lagi kalau bungkus paling luar adalah pelepah pisang. Bahan ini merupakan peredam panas yang ideal, karena jaringan batang pisang segar banyak mengandung air dan sekaligus rongga-rongga udara. Kotak kardus atau karton dapat juga dipakai sebagai alternatif. o Pada waktu diangkut kendaraan, entres yang sudah dibungkus tidak boleh terkena sinar matahari langsung dan ditaruh di dekat mesin, karena entres bisa kering. Posisi menaruh entres harus datar agar cairan dalam entres tidak bergerak turun akibat gaya gravitasi, sehingga kulit batang entres tidak akan mengerut dan sulit untuk dikelupaskan dari kayunya. o Hal lain yang perlu diperhatikan adalah entres jangan dicuci dengan air, karena akan mengundang bakteri patogen dan cendawan masuk jaringan entres dan kambiumnya cepat tertarik keluar sehingga sering keluar cairan kental dari luka, sehingga pada saat akan diokulasikan atau disambungkan pada batang bawah, entres sudah membusuk. o Juga setelah turun hujan jangan melakukan pengambilan cabang entres. Bila ini terpaksa dilakukan, maka setelah cabang entres dipotong dari pohon induknya, segera dikering-anginkan, baru kemudian dibungkus. o Penggunaan es kering dry ice yang dimasukkan bersama-sama entres ke dalam cool box termos ternyata membawa pengaruh buruk terhadap kondisi entres, sehingga saat akan diokulasikan mata tunasnya banyak yang sudah kering. o Begitu juga halnya dengan menyimpan entres di dalam refrigerator kulkas, perlu berhati-hati terhadap suhu dan kelembaban yang rendah. Kondisi demikian dapat menarik air keluar dari entres sehingga entres menjadi keriput dan kehilangan kesegarannya. III. TEHNIK PERBANYAKAN TANAMAN BUAH A. Perbanyakan dengan biji Perbanyakan tanaman dengan biji generatif terutama dilakukan untuk penyediaan batang bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan batang atas dari jenis unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan terutama pada tanaman tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi tidak efisien tanaman buah tak berkayu. a. Pemilihan biji untuk bahan perbanyakan Mengambil biji idealnya dari buah yang besar dan sehat serta sudah matang penuh di pohon induk yang terpilih dan memenuhi persyaratan untuk dijadikan batang bawah. Tetapi apabila terdesak dengan kebutuhan biji yang banyak, maka kita dapat mengumpulkan biji buah, semisal biji durian dari pasar, tempat sampah, biji durian yang dimakan sendiri, atau membeli biji dari pengumpul biji. Kesulitan dari pengumpulan ini adalah susah mendapatkan biji yang seragam varietasnya. Memisahkan biji dari daging buahnya dan dicuci sampai bersih. Biji dipilih yang berukuran besar, padat bernas dengan warna mengkilap atau biji yang sempurna biji yang bentuknya seragam, tidak terlalu kecil, tidak kempes, tidak rusak oleh hama dan tidak luka. Biji kemudian dimasukan ke dalam air. Hanya biji yang tenggelam yang ditanam untuk bibit, sedangkan yang hampa dibuang. Biji buah yang mempunyai kulit pembungkus keras seperti pada biji mangga, kulit pembungkus ini harus disayat dan dibuang untuk memudahkan pertumbuhan akar. Setelah dibersihkan biji diberi perlakuan fungisida. Caranya biji-biji yang sudah bersih tadi dicelup dalam larutan Furadan 3 g/l, Dithane 3 g/l air atau larutan larutan Benomil 0,1% dan Atonik 0,1 % selama 30-60 menit. Fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan dan mencegah serangan hama serta penyakit saat biji disemaikan. b. Menyemaikan biji dalam wadah persemaian Untuk memudahkan perawatan biji disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu atau plastik dan polybag. Biasanya biji yang disemaikan di dalam wadah adalah biji buah berukuran kecil seperti jambu air, sirsak, pepaya, belimbing, sawo dan lain-lain. Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan dengan perbandingan 111. Dengan media yang gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag pembesaran. Biji yang akan disemaikan ditabur merata diatas media, lalu ditutup lagi dengan media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah. Persemaian perlu dinaungi agar tidak terkena sinar matahari langsung dan derasnya air hujan. Penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari yaitu pada waktu pagi atau sore hari, agar tidak kekeringan. Kemudian wadahnya ditaruh ditempat yang terlindung dari gangguan unggas dan serangga. c. Menyemaikan biji dalam bedeng persemaian Biji buah yang besar seperti mangga, durian, alpukat, nangka, dan lain-lain, sebaiknya disemaikan dalam bedengan di lapang. Bedengan disiapkan dengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul sedalam 25-30 cm, kemudian tanah dihaluskan. Untuk menambah kesuburan dan kegemburan tanah, setiap luasan dua meter persegi bedengan dapat ditambahkan masing-masing satu kaleng minyak isi 18 l pupuk kandang dan sekam padi yang diaduk sampai rata. Untuk menghindarkan jamur dan hama yang dapat merusak biji, media tempat penanaman tadi disemprot dahulu dengan fungisida dan insektisida. Bisa juga ditaburi dengan Furadan 3G. Bedengan dibuat selebar 80-100 cm dengan panjang tergantung kebutuhan dan arah bedengan diusahakan mengarah ke Utara-Selatan agar mendapat sinar matahari yang cukup. Setelah bedengan persemaian siap, maka selanjutnya adalah menyemaikan biji dalam bedengan dengan arah memotong bedengan lebar bedengan dibuat larikan sedalam 7,5 cm dengan jarak larikan 7,5-10 cm. Setelah itu biji yang berukuran besar tadi ditanamkan dalam larikan dengan jarak 5-7,5 cm ataupun tanpa jarak berdempetan, kemudian ditutup kembali dengan media disekitar larikan. Waktu menanam biji harus diperhatikan agar peletakan bijinya jangan terbalik. Untuk mangga bagian perutnya bagian biji yang melengkung menghadap ke bawah, sedangkan untuk durian, alpukat, kemang dan nangka bagian sisi dimana embrio bakal tunas dan akar berada dibagian bawah. Bila letaknya terbalik, maka pertumbuhan akar dan batangnya akan membengkok dan akan menggangu pertumbuhan bibit selanjutnya. Untuk menghindarkan derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari, bedengan diberi naungan dengan paranet tipe 55%, 65% atau dapat juga dibuat naungan individu untuk tiap bedengan dengan menggunakan atap dari jerami, anyaman bambu, atau daun kelapa. Jika yang digunakan atap bukan dari paranet, maka tinggi tiang di sebelah timur sekita120 cm, sedangkan tinggi tiang di sebelah barat adalah 100 cm di atas permukaan tanah. Dengan demikian bentuk naungan condong ke arah sebelah barat dengan maksud agar bibit di persemaian cukup menerima sinar matahari pagi. Biji yang disemaikan biasanya mulai berkecambah tunas muncul di atas permukaan tanah antara 1-3 minggu setelah penyemaian, tergantung jenis tanamannya. Setelah biji berkecambah dapat langsung dipindah ke polybag ukuran 15x20 cm atau 20x25 cm. Setelah berumur 3-4 bulan, biji sudah dapat disambung pucuk ataupun diokulasi. B. Sambungan Penyambungan atau enten grafting adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah yang mempunyai perakaran yang menerima sambungan disebut batang bawah rootstock atau understock atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas scion dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas entres, baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili. Tanaman mangga Mangifera indica disambung denga tanaman kweni Mangifera odorata. a. Manfaat sambungan pada tanaman Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah tanaman berumur genjah serta menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan induknya. Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya pada tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman melinjo. Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi. Peremajaan total berlaku sebaliknya. b. Syarat batang bawah untuk sambungan Dapat menggunakan biji asalan atau "sapuan” untuk menghasilkan batang bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu varietas bokor dan siriwig, karena biji besar sehingga mampu menghasilkan sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar. Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan. Dalam fase pertumbuhan yang optimum tingkat kesuburannya baik, kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke batang bawah. Disarankan penyiraman cukup media cukup basah. Batang bawah dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan. Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur tanah, pupuk kandang sekam padi 111. Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan setelah tempel, setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman maka ukuran polybag semakin besar. Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya. c. Syarat batang atas untuk sambungan Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit. Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet yang tajam agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami kerusakan dan bersih agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit. Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman istirahat pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda setengah berkayu. Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya. Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar. Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh tidak ternaungi sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang tumbuh sehat dan subur. Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh tunas baru trubus atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian pangkalnya se CaraAlternatif yang Bisa Dilakukan Saat Akan Membeli Bibit Tanaman 1. Membeli Biji Sebagai Bibit Tanaman Coba Anda rendam biji tersebut ke dalam air, selanjutnya perhatikan bibit tersebut saat direndam. Bibit yang berkualitas akan tenggelam di dalam air dan tidak akan melayang atau mengapung.