KPUBojonegoro Kebut Rekapitulasi Suarat Suara Pilkada Serentak 2018. Jawa Timur. Pemilihan. 29 Juni 2018, 21:43:40 WIB. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Gayam, Kabupaten Bojonegoro saat melakukan rekapitulasi surat suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) dan Pemilihan Bupati (Pilbup) Bojonegoro, Jumat (29/6).
- Komisi Pemilihan Umum KPU Surabaya menetapkan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak unggul dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur di Surabaya berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara yang berlangsung 15 jam mulai Kamis 5/7/2018 siang hingga Jumat 6/7/2018 dini hasil rekapitulasi, Khofifah dan Emil mendapat suara. Sementara itu, Saifullah Yusuf Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno Putri memperoleh KPU Surabaya Nurul Amalia mengatakan proses rekapitulasi sempat diwarnai perdebatan antara saksi dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua, Gus Ipul dan Puti, dengan komisioner KPU tersebut berujung penolakan tanda tangan hasil rekapitulasi dari saksi pasangan calon nomor dua. Saksi pasangan calon nomor urut dua, Sukadar, mengatakan saksi tidak menandatangani hasil rekapitulasi suara tersebut karena ada banyak temuan kesalahan, salah satunya ketidakcocokan jumlah pemilih dengan surat suara di dalam kotak juga menambahkan, rapat pleno pada Kamis 5/7/2018 kemarin sempat diskors sekitar pukul WIB karena saksi meminta Panitia Pemilihan Kecamatan PPK Tambaksari mengambil kotak suara untuk membuka form C7."Rapat pleno terus berlanjut sampai dengan selesai sampai jam berapapun juga. Tidak ada penundaan," kata Nurul, yang memimpin rapat pleno rekapitulasi perolehan suara Pilkada Jatim di KPU itu, Sukadar mengatakan di Kecamatan Tambaksari terdapat enam Tempat Pemungutan Suara TPS di Kelurahan Gading, Kelurahan Tambaksari dan Kelurahan Bulak yang jumlah pemilihnya tidak sesuai dengan jumlah surat suara di dalam juga menyebut adanya pelanggaran administrasi yang dilakukan penyelenggara Pilkada Jatim di tingkat TPS. Ketua Badan Saksi Nasional Pemilu DPC PDIP Surabaya itu mengatakan sesuai pasal 25 huruf C 3 Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di Pilkada menyebutkan setiap masyarakat yang hadir harus membubuhkan tanda tangan."Tapi, temuan yang kami dapatkan, ada satu TPS yang tidak ada sama sekali petugas KPPS yang tanda tangan. Ada tanda tangan yang sama juga. Ini yang membuat kami tidak mau tanda tangan dan akan mengajukan keberatan," katanya, menambahkan bahwa ada daftar hadir yang ditandatangani oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara KPPS di TPS 8 Fraksi PDIP DPRD Surabaya itu juga menuding Panitia Pangawas Pemilu Kota Surabaya tidak netral selama pelaksanaan Pilkada Jatim 2018 pada 27 Juni."Panwaslu tidak netral, sejak awal sudah menganggap jika pasangan calon nomer urut satu itu bersih dan pasangan calon nomer urut dua tidak, bahkan dicurigai bakal berbuat kecurangan," hal itu, Ketua Panwaslu Surabaya Hadi Margo mengatakan tuduhan-tuduhan itu harus dibuktikan. "Jika yang dipersoalkan terkait selisih suara saat rekapitulasi suara di Kecamatan Tambaksari bisa ditelusuri dan ditanyakan pada saat rekapitulasi," daftar kehadiran yang tidak ditandatangai oleh pemilih, tapi oleh petugas KPPS, di TPS 8 Tambaksari, Hadi menyarankan saksi meminta penjelasan ke KPU Surabaya."Itu lebih pada pemenuhan administrasi dari KPU Surabaya," katanya. - Politik Sumber antaraPenulis Yulaika RamadhaniEditor Yulaika Ramadhani
Lantas siapa saja kyai yang didekati pada Pilgub Jatim 2018? Menarik untuk mencermati dinamika komunikasi politik dan sikap kyai yang mendukung paslon pilgub 2018. Jelas tujuannya untuk meraup suara yang dibutuhkan partai politik dan paslon. Selain itu, jumlah massa yang ada di bawah kyai yakni pesantren, kyai, dan jamaah begitu banyak
Surabaya - Drama Pemilihan Gubernur Pilgub Jawa Timur 2018 begitu menarik untuk disimak. Sebab Khofifah Indar Parawansa akhirnya unggul dalam kontestasi ini setelah tiga kali mencalonkan di kali ketiga ini Mantan Menteri Sosial tersebut akhirnya dapat mengalahkan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang juga calon petahana. Drama sudah dimulai sejak akhir tahun 2017 atau ketika pasangan calon masing-masing baru dibentuk. Awalnya Gus Ipul memperkenalkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai wakilnya. Meski menjabat di kabupaten ujung timur Pulau Jawa, namun nama Anas cukup tersohor lantaran berhasil meraih berbagai penghargaan tingkat nasional hingga internasional di bidang pemerintahan. Anas yang dinilai cerdas juga digadang-gadang mampu meraup suara generasi milenial. Selain itu, berbagai inovasi dan ide segar Anas dalam memperkenalkan potensi Banyuwangi, disebut bisa dituangkan dalam skala lebih besar, yaitu di Grandyos ZafnaTak mau ketinggalan, kubu Khofifah pun mulai memperkenalkan wakilnya. Tak kalah cerdas, wakil Khofifah diisi oleh Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak. Selain muda, suami selebriti Arumi Bachsin ini juga dikenal berhasil membawa banyak perubahan di Trenggalek, kendati menjadi pasangan bupati-wakil bupati termuda di Indonesia bersama Mochamad Nur Arifin. Selain itu, Emil yang masih muda dinilai bisa menjadi magnet untuk meraup suara dari sayang, euforia itu tak berlangsung lama. Di awal tahun 2018, kubu Gus Ipul-Anas diserang isu tak sedap. Beberapa foto lama Anas yang memperlihatkan dirinya di mobil dengan seorang wanita tersebar. Anas pun mundur perlahan dalam perebutan kursi politik di Jatim dan memilih fokus memajukan tokoh pun mulai disodorkan untuk menjadi pendamping Gus Ipul, mulai dari Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Bupati Ngawi Budi Sulistyono alias Kanang, hingga Wasekjen PDIP Ahmad Basarah. Namun yang mengejutkan, di detik-detik terakhir pengumuman pasangan calon, Gus Ipul akhirnya resmi menggandeng Puti Guntur Soekarno, anggota DPR RI yang juga cucu Proklamator Bung Karno. Puti dinilai menjadi figur yang nasionalis dan cocok bersanding dengan Gus Ipul yang ide dan gagasan pun dimulai. Pasangan Khofifah-Emil menduduki nomor urut 1 dengan visinya yang bertajuk Nawa Bhakti Satya, sementara Gus Ipul-Mbak Puti ada di nomor urut 2 dengan 9 program unggulan mulai dari Dik Dilan Pendidikan Digratiskan Berkelanjutan hingga Seribu Dewi Seribu Desa Wisata.Panasnya Debat Pilgub JatimDalam Pilgub Jatim, debat paslon digelar selama tiga putaran. Putaran pertama bertemakan Kesejahteraan Rakyat dihelat pada Selasa 10/4/2018, debat putaran kedua mengusung tema Ekonomi dan Pembangunan yang digelar Selasa 8/5/2018, dan debat pamungkas dengan tema Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik, pada Sabtu 23/6/2018.Menariknya, pada debat terakhir, kedua paslon diharuskan menjawab dengan berbahasa Jawa. Debat pun berlangsung cukup seru. Keduanya saling beradu gagasan dan performa terbaiknya. Penonton disajikan saat Khofifah dan Gus Ipul berbicara bahasa Jawa campuran dengan Bahasa Indonesia. Bahkan di beberapa kesempatan, keduanya juga mencampur dengan Bahasa Jawa Ngoko kasar."Kulo besyukur Jawa Timur niki gadah kathah pihak-pihak swasta ingkang kerso ndamel pelayanan bencana kalih Pemerintah propinsi Jawa Timur. Swasta-swasta ini punya hubungan sing cedek kalih pemerintah. Tiap tiga bulan ngumpul mbahas macem-macem yang bisa di...yang saget damel antisispasi lek wonten bencana," ujar Gus Ipul saat menjawab soal penanganan Zaenal EffendiSementara Khofifah menanggapi pertanyaan tentang pusat data di pemerintahan yang berbeda-beda, yang membuat pemerintah sulit untuk mencocokkan data dengan baik. Pertanyaan ini dijawab Khofifah dengan tutur Jawa."Kala wau pertanyaan niku sami dilontarkan panelis. Bahwa dinten meriko sesungguhnya banyak negoro-negoro lintu sampun milai industri sekawan titik nol. Lah meniko sedadosipun datanipun integrasikan," kata hanya itu, beberapa kali pasangan calon melakukan serangan kepada lawannya. Wakil Khofifah, Emil Dardak juga beberapa kali menyerang cawagub lawannya, Puti Guntur Soekarno. Salah satunya adalah soal pembahasan mengenai efisiensi anggaran."Efisiensi menjadi kunci untuk mengurangi beban anggaran. Anggaran yang tidak perlu, harus dihilangkan," kata tidak setuju dengan jawaban Puti. "Kami sudah merasakan menganggarkan sendiri. Melakukan efisiensi, kami sudah lakukan," menarik dalam debat ini juga terjadi saat Khofifah menyanjung kepemimpinan Soekarwo saat menjadi gubernur. Ia melempar pujian untuk Pakdhe Karwo soal pelayanan publik."Saya mengapreasiasi kinerja pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh Pakde Karwo yang berhasil memberikan pelayanan publik yang maksimal. Tentu harus dikonfirmasi kembali untuk kembali bisa melayani masyarakat semakin lebih baik," tutur Deny Prastyo Utomo/FilePernyataan Khofifah langsung disambar Gus Ipul. Dia mengingatkan, wakil Pakdhe Karwo adalah dirinya. Ini seakan mengesankan, dengan Khofifah menyanjung Pakde Karwo, itu berarti dia juga memuji Gus Ipul sebagai wakilnya."Terima kasih, yang terakhir tadi mengapresiasi kinerja Pak Gubernur, dan itu Wakilnya saya," kata Gus Ipul disambut keriuhan penonton dalam debat akhir segmen, pasangan calon diminta untuk memberikan closing statement. Khofifah meminta restu kepada masyarakat Jawa Timur. "Kami mohon doa kami mohon pangestu, mudah-mudahan kami mendapat akan mendapat kepercayaan masyarakat Jawa Timur," kata Gus Ipul dan Puti bergantian berbicara. Gus Ipul meminta dukungan masyarakat Jatim untuk memilihnya dan Puti. Namun dia juga sempat menyampaikan harapan agar program-programnya bisa difasilitasi apabila Khofifah-Emil yang memenangkan Pilgub Jatim."Kalau Bu Khofifah yang menang, kita titpkan aspirasi kita. Tapi jika saya yang menang tidak akan ada lagi nomor satu, nomor dua. Semua warga Jawa Timur Kabeh Sedulur Kabeh Makmur," kata Gus Menangkan Pilgub JatimSetelah 'menanti' selama 10 tahun, Khofifah Indar Parawansa akhirnya berhasil menduduki kursi Jatim 1 setelah gagal dalam dua pilkada Jatim 2018 merupakan kali ketiga Khofifah maju sebagai cagub. Pada pilgub kali ini, Khofifah bersama Emil Dardak diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, NasDem, PPP, Hanura, dan mengalahkan pasangan lawannya, Saifullah Yusuf Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno yang diusung oleh PDIP, PKB, PKS, dan Partai Gerindra. Dalam dua Pilgub sebelumnya, Khofifah dikalahkan pasangan Soekarwo-Saifullah di Pilgub 2018, Khofifah didukung Soekarwo, yang selama dua kali pilgub merupakan lawannya. Ini lantaran pria yang akrab disapa Pakdhe Karwo itu merupakan Ketua DPD Demokrat. Di Pilgub Jatim sekarang, Pakdhe Karwo memberikan dukungan kepada di malam pengumuman kemenangannya. Foto Hilda Meilisa Rinanda/FileKomisi Pemilihan Umum KPU Jatim secara resmi menetapkan paslon nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim setelah mengumpulkan hasil perolehan suara Khofifah-Emil yang mencapai 53,55 persen atau suara."Jumlah suara pasangan calon nomor urut 1 sebanyak atau 53,55 persen dari jumlah suara sah atas nama Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai Gubernur dan wakil Gubernur terpilih Jatim," ujar Ketua KPU Jatim Eko Sasmito saat membacakan surat keputusan di Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Terpilih Pilgub Jatim, Selasa 24/7/2018.Khofifah kemudian mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak, mulai aparat kepolisian dan TNI yang turut mengamankan hingga masyarakat yang dewasa dalam berpolitik."Kerja keras semua elemen, terutama dari jajaran kepolisian, TNI, dan seluruh penyelenggara pilkada. Kedewasaan masyarakat akhirnya pilkada di Jatim berjalan dengan sangat penuh hangat, pendewasaan politik, kekerabatan dan saling menghargai," syukur, dalam pidato kemenangannya, Khofifah menyampaikan salam kepada rivalnya di Pilgub Jatim, Gus Ipul. Ia juga memberi apresiasi bagi partai-partai pendukung Gus Ipul-Puti."Saya dan mas Emil juga bersama-sama menyampaikan salam hormat kepada saudara kami paslon no 2 Gus Ipul dan Mbak Puti dan seluruh partai pendukung," sebut Khofifah. lll/lll
b8TEd.