SPOPEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH LOGO PROSEDUR TETAP No Dokumen /K Tanggal Terbit / / No. Revisi A Halaman 01 / 02 Ditetapkan Tablet Tambah Darah (TTD) atau tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan asam folat, baik yang berasal dari program maupun mandiri.
Latar belakang Ibu hamil biasanya termasuk dalam kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Pada ibu hamil biasanya akan membawa dampak terhadap gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada ibu hamil sangat lah penting karena nutrisi dan oksigen bisa memenuhi pertumbuhan oksigen,upaya untuk meningkatkan kadar Hb sehingga dapat menghindari terjadinya anemia dan pencegahan perdarahan pada saat melahirkan maka ibu hamil diberikan tablet tambah darah minimal yaitu tablet Fe selama kehamilan. Tablet Fe merupakan tablet mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tujuan memperoleh gambaran Pemberian tablet Fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif studi literatur yang mengambarkan Pemberian tablet Fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia. Hasil Hasil yang didapatkan adalah adanya 5 jurnal yang membahas tentang pemberian tablet fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia. Hasil ini menunjukan bahwa dari 5 jurnal tersebut lebih banyak responden yang dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan cukup. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa responden dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Pemberiantablet Fe merupakan salah satu strategi pencegahan dan penanggulangan anemia gizi yang paling efektif meningkatkan kadar hemoglobin dan dapat menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 20-25%. Di Kabupaten Sarolangun Desa Pelawan masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe sebesar 14,3% dan tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebesar 25% dengan alasan fesesnya menjadi hitam dan mual.
Upaya pemerintah dalam mecegah risko buruk pada kehamilan yaitu dengan pemberian tablet Fe secara cuma-cuma. Namun hingga saat ini masih saja ditemukan ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu hamil tentang manfaat tablet Fe. Jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Hasil yang ditemukan yaitu ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tentang manfaat tablet Fe sebanyak 22 52,3% responden dan 20 47,6% responden memiliki pengetahuan yang kurang. Adapun factor pendukung dari hasil pengetahuan tersebut berupa usia dan tingkat Pendidikan. Kesimpulan yaitu meskipun ibu hamil telah mengetahui manfata pentingnya tablet Fe untuk kehamilannya namun sangat penting bagi tenaga medis untuk tetap melakukan screening konsumsi tablet Fe guna mencegah terjadinya resiko pada kehamilan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Formosa Journal of Science and Technology FJST Vol. 1, No. 5, 2022 491-498 491 DOI ISSN-E 2828-1519 Studi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat Tablet Ferum Fe selama Kehamilan Syastriani Isna Putri Syarif Politeknik Baubau Corresponding Author Syastriani Isna Putri Syarif isnaputri01 Kunci Pengetahuan Ibu Hamil, Manfaat Tablet Fe Received 07, September Revised 17, September Accepted 27, September ©2022 Syarif This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Atribusi pemerintah dalam mecegah risko buruk pada kehamilan yaitu dengan pemberian tablet Fe secara cuma-cuma. Namun hingga saat ini masih saja ditemukan ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu hamil tentang manfaat tablet Fe. Jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Hasil yang ditemukan yaitu ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tentang manfaat tablet Fe sebanyak 22 52,3% responden dan 20 47,6% responden memiliki pengetahuan yang kurang. Adapun factor pendukung dari hasil pengetahuan tersebut berupa usia dan tingkat Pendidikan. Kesimpulan yaitu meskipun ibu hamil telah mengetahui manfata pentingnya tablet Fe untuk kehamilannya namun sangat penting bagi tenaga medis untuk tetap melakukan screening konsumsi tablet Fe guna mencegah terjadinya resiko pada kehamilan. Syarif 492 PENDAHULUAN Anemia disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Defisiensi tablet serum atau anemia zat besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia zat besi pada ibu hamil dilakukan melalui pemberian tablet ferum secara cuma-cuma melalui puskesmas atau posyandu Siti Aminah, 2016. Akan tetapi masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil menyebabkan program ini tampak berjalan ditempat, anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama di negara berkembang Kowel et al., 2017. Anemia defisiensi pada wanita hamil mempunyai dampak negatif baik pada ibunya maupun terhadap janinnya ibu hamil dengan anemia berat lebih memungkinkan terjadinya partus premature dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO 40% kematian ibu-ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal, dan 7-10% angka kematian neonatal Amalia et al., 2020. Perilaku ibu hamil menimum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan menambah pengetahun mereka tentang kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia. Sehingga sikap dan tindakan ibu hamil diwujudkan dengan meminum tablet serum Fe secara rutin Purnamasari et al., 2016. Menurut Hastanti, kekurangan asupan tablet ferum pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia. Anemia pada kehamilan atau kurangnya kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas yaitu dapat menyebabkan abortus, partus premature, perdarahan post partum karena antonia uteri, syok. Menurut SKRT 2006, refalensi rata–rata nasional pada ibu hamil 63,5%, anak balita 40,1%. Refalensi anemia gizi yang tinggi pada anak sekolah membawa akibat negative yaitu rendahnya kekebalan tubuh sehingga menyebabkan tingginya angka demikian konsekuensi fungsional dari anemia gizi menyebabkan menurunya kualitas sumber daya manusia Amalia et al., 2020. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil puskesmas Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea Kota Baubau pada tahun 2015 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet ferum Fe sebesar 189 orang. Sedangkan jumlah Ibu hamil pada tahun 2015 yang mendapat Fe 1 sebesar 149 orang dan jumlah ibu hamil yang mendapat Fe 3 sebanyak 144 orang. Kemudian di tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe menurun menjadi 135 orang di banding tahun sebelumnya. Dan jumlah Ibu hamil pada tahun 2016 yang mendapat Fe 1 sebesar 117 orang dan jumlah ibu hamil yang mendapat Fe 3 sebanyak 138 orang, dan pada tahun 2017 tercatat 190 orang ibu hamil yang mengkonsumsi tablet ferum Fe jumlah ibu hamil yang mendapat Fe 1 sebesar 130 orang dan jumlah ibu hamil yang mendapat Fe 3 sebanyak 102 orang. Formosa Journal of Science and Technology FJST Vol. 1, No. 5, 2022 491-498 493 Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Tahun 2018 target ibu hamil yang mengkonsumsi tablet ferum Fe adalah 167 ibu hamil. Dan pencapaian yang diperoleh puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea, ibu hamil yang mengkonsumsi tablet ferum Fe dari januari sampai juni 2018 yaitu, Fe 1 sebanyak 65 orang dan Fe 3 sebanyak 64 orang. Data yang tercatat di Puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Tahun 2018 dari januari sampai juni berjumlah 91 ibu hamil. Kurangnya pengetahuan ibu hamil akan pentingnya tablet ferum dapat mencerminkan seberapa besar peluang ibu untuk terkena anemia oleh karena itu pengetahuan ibu hamil tentang tablet ferum memegang peranan penting sehingga ibu hamil terhindar dari komplikasi–komplikasi selama kehamilan dan persalian akibat anemia zat besi, Manuaba, 2005. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis merasa tertarik mengadakan penelitian dengan judul Studi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat Tablet Ferum Fe di Puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Periode Januari Sampai Juni Tahun 2018. TINJAUAN PUSTAKA Tablet Ferum Fe adalah suplemen zat gizi yang menganduung 60 gr besi elemental dan 0,25 mg asam folat sesuai rekomendasi WHO. Tablet Fe zat besi adalah tablet besi yang setiap tablet mengandung 200 mg sulfas Ferosus yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg Asam Folat. Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi didalam tubuh. Besi merupakan unsur sesensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekotamin. Produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi adenasin trifosfat ang terlibat dalam respirasi sel Khoiriah & Latifah, 2018. Zat besi bertujuan membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi, jika asupan zat besi kedalam tubuh berkurang sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuhpun akan kekurangan oksigen akibatnya timbulah gejala-gejala anemia Wachdin, 2018. Gejala anemi pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, serta pusing mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan menurun, konsentrasi hilang, nafas pendek, dan keluhan mual dan muntah hebat pada hamil muda Siti Aminah, 2016. Pemeriksaan darah di lakukan minimal 2 dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian tablet ferum Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di puskesmas Yuliasari et al., 2017. Meningkatkan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah hemoglobin. Selain itu, mineral juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin protein yang membawa oksigen ke otot, kolagen protein yang terdapat ditulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung Syarif & Samrida, 2017. Salah satu caranya adalah melalui suplementasi tablet besi dianggap merupakan cara yang efektif karena kandungan besinya padat Syarif 494 dan dilengkapi dengan asam folat sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam olat. Cara ini juga efisien karena tablet besi harganya relatife murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat kelas bawah serta mudah didapat Utami & Anita, 2013. Menurut Hendrawan Wahyu & Handayani, 2012, Cadangan besi wanita dewasa mengandung 2 gram, sekitar 60-70 % berada dalam sel darah merah yang bersikulasi, dan 10-30 % adalah besi cadangan yang terutama terletak didalam hati, empedu, dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari 1 Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan. 2 Janin membutuhkan zat besi 100 mg – 200 mg. 3 Pertumbuhan plasenta membutuhan zat besi 100 mg sampai 200 mg Sekitar 190 mg hilang selama melahirkan Dampak pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan enemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya daya tahan tubuh karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekwensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko prematuritas, berat badan lahir rendah. Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis lebih sering tidak dapat mentolerir kehilangan darah Purnamasari et al., 2016. Gambar 1. Kerangka Berpikir Wintrobe Iswanto et al., 2012 mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala penyakit-penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala Manfaat Tablet Ferum Fe Pada Ibu Hamil Faktor yang mempengaruhi 1. Usia 2. Tingkat Pendidikan Mempengaruhi hasil kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe Formosa Journal of Science and Technology FJST Vol. 1, No. 5, 2022 491-498 495 dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, ganguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah. Berkurangnya hemoglobin menyebabkan gejala-gejala umum seperti keletihan, pucat, dan mata berkunang-kunang disamping itu juga dijumpai gejala tambahan yang diduga disebabkan oleh kekurangan enzim sitokrom, sitikrom C oksidase dan hemeritin dalam jaringan-jaringan, yang bersifat khas seperti kepala pusing, ujung jari dingin, atropi papil lidah. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. METODOLOGI Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode survei untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan ibu hamil tentang manfaat tablet Fe di Puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Priode Januari sampai Juni Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di Puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Periode Januari sampai Juni Tahun 2013 berjumlah 91 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yag langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis univarit, yakni untuk mengetahui gambaran responden tentang pengetahuannya tentang manfaat tablet Fe. HASIL PENELITIAN Sesuai dengan hasil penelitian, maka hasil penelitian yang dianalisis dengan cara deskriptif akan diuraikan gambaran data demografi responden yang terdiri atas Umur, Pendidikan, serta Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat Tablet Ferum Fe di Puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Periode Januari sampai Juni Tahun 2018. Karakteristik Responden Berdasarkan a. Umur Dari pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Umur Sumber Data Primer, Terolah 2018 Syarif 496 Berdasarkan tabel tersebut dari 42 responden sebagian besar responden berumur berumur antara 20 – 30 tahun dengan jumlah 18 orang 42,8% dan yang terendah dibawah 20 tahun dengan jumlah 9 orang 21,4%. b. Pendidikan Dari pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Sumber Data Primer, Terolah 2018 Berdasarkan tabel tersebut, dari 42 responden sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 18 orang 42,8% dan yang terendah tingkat pendidikan perguruan tinggi dengan jumlah 1 orang 2,3%. c. Pengetahuan Ibu Hamil Berdasarkan hasil pengumpulan data distribusi tingkat pengetahuan ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat Tablet Fe Sumber Data Primer, Terolah 2018 Berdasarkan tabel diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang tablet Fe sebanyak 52,3% atau sekitar 22 orang dan 20 responden atau 47,6% memiliki pengetahuan kurang baik. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh sebagaimana dipaparkan pada tabel menunjukkan bahwa dari 42 responden terdapat 22 orang 52,3% yang memiliki pengetahuan baik dan 20 orang 47,6% yang masih memiliki pengetahuan kurang. Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik terhadap tablet ferum Fe. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bekker dan Reinker 1984 yang dikutip oleh Purnamasari et al., 2016 yang mengatakan bahwa Pengetahuan merupakan bagian dari komponen perilaku seseorang. Bahwa tingkat pendidikan sangat relevan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang, jika dilihat dari tabel tingkat Formosa Journal of Science and Technology FJST Vol. 1, No. 5, 2022 491-498 497 pendidikan, reta-rata responden memiliki latar belakang pendidikan formal, artinya dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan baik juga relevan dengan tingkat pendidikan mereka. Relevansi tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan terletak pada kemampuan menyerap suatu informasi yang didapatkan melalui respon panca indra yang telah terbentuk dari pendidikan formal mulai dari kemampuan membaca, menulis sampai pada cara mereka mereka memecahkan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Iswanto et al., 2012 yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuanya dan pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui proses alamiah manusia setelah ia mengalami, mengamati, menyaksikan dan mengerjakan sesuatu sejak ia lahir sampai dewasa khususnya melalui pendidikan. Hal ini dapat di asumsikan bahwa orang dengan latar belakang pendidikan tertentu cenderung berbeda dengan tingkat pegetahuannya, perbedaan tersebut terlatak pada strategi berpikir, kemampuan berpendapat dan wawasan ilmiah yang dimiliki yang didapatkan melalui tahap-tahap pendidikan yang telah dilaluinyaSyarif & Samrida, 2015 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan perihal Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat Tablet Ferum Fe di Puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea Kota Baubau Periode Januari sampai Juni Tahun 2018, maka dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan ibu hamil terhadap tablet ferum Fe menunjukan bahwa dari 42 responden terdapat terdapat 22 orang 52,3% yang memiliki pengetahuan baik dan 20 orang 47,6% yang masih memiliki pengetahuan kurang. Dari data yang diperoleh menggambarkan bahwa di puskesmas Lowu-lowu Kecamatan Lea-lea kota Baubau sebagian besar memiliki pengetahuan baik terhadap manfaat pemberian tablet ferum Fe. PENELITIAN LANJUTAN Sangat diharapkan bagi para peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti variable konfonding dalam penelitian ini, karena hal tersebut tentunya akan menjawab lebih rinci tentang factor penyebab ibu hamil tidak ingin mengkonsumsi tablet Fe meski telah mengetahui manfaat dari tablet Fe tersebut. DAFTAR PUSTAKA Amalia, R., Untari, E. K., & Wijianto, B. 2020. Tingkat Pendidikan , Pengetahuan , Dan Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Tambah Darah Level of Education , Knowledge , And Compliance Of Pregnant Women Taking Blood-Added Tablets. Untan. Hastanti. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Lawanga Kabupaten Poso. Jornal of Islamic Medecine, 31, 17–23. Iswanto, B., Ichsan, B., & Ermawati, S. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Syarif 498 Tablet Besi di Puskesmas Karangdowo, Klaten. Jurnal Kesehatan, 52, 110–118. Khoiriah, A., & Latifah, L. 2018. Pemberian Tablet Zat Besi Fe Pada Ibu Hamil Di Posyandu Mawar Berduri Rt 05 Kelurahan Tuan Kentang Kecamatan Jakabaring Kota Pelembang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan, 21, 1. Kowel, C. L., Pelealu, F. J. O., & Pangemanan, J. M. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Fe Di Kecamatan Tareran Menurut WHO , 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan . Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kek. 000. Purnamasari, G., Margawati, A., & Widjanarko, B. 2016. Pengaruh Faktor Pengetahuan dan Sikap Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Bogor Tengah. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 112, 100. Siti Aminah. 2016. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tablet Fe Di Puskesmas Mergangsam Kota Yogyakarta. 1–38. Syarif, S. I. P., & Samrida, W. O. N. 2015. Jurnal Aisyah Jurnal Ilmu Kesehatan Ethnobotany of Banana Stock on The Normality of Uterial Involution in Lapandewa Village , South Buton Regency. Jurnal AisyahJurnal Ilmu Kesehatan, 64, 687–692. Syarif, S. I. P., & Samrida, W. O. N. 2017. Effect Of Pre-Eclampsia Severe toward the incidence. Indonesian Scholars’ Alliance. Utami, W. T., & Anita, D. 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat Tablet Fe Di Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Jurnal Kebidanan, V01, 16–22. Wachdin, F. R. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Di Bpm Atika Madiun. Indonesian Journal for Health Sciences, 52, 136–140. Wahyu, W., & Handayani, T. W. 2012. Pengaruh Pengawas Minum Obat Tablet Fe Pada Ibu Hamil Yang Anemia Terhadap Kenaikan Hb di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Luar Kab. Agam. NERS Jurnal Keperawatan, 102, 169. Yuliasari, D., Sari, D. R., Agustina, E., & Puspita, R. M. 2017. Penyuluhan Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Fe Bagi Ibu Hamil. Jurnal Perak Malahati, 21, 45–50. ... As mentioned by Andry, economy status is very related to risk of a occurence of postpartum depression because in that phases the family must fulfill the infant and mother needs. If in this phase the mother can not adapt and pass this period finely, the mother will experience long-term stress and be able to make mother depressed Gondo, 2008;Syarif, 2015. ...Syastriani Isna Putri SyarifIntroduction Postpartum depression on porturition mother will cause big damage to mother, infant and family. The committed research shows that there is no clear result of depression if it connects to the age of mother during pregnancy, but that depression brings high result in postpartum periode. Purpose The aim of research to know the difference between the risk of a occurence of postpartum depression to primipara adolescent mother and middle adulthood mother. Methods this analitic survey with cross sectional approach. The sample size comprised 40 respondents with purposive sampling. Variable used on this study were demographical data as the dependent variables and independent variables who fulfilled inclusion criteria, and variable of confounding. After ensuring the distribution and normality of data, univarable analysis and bivariable analysis used unpaired statistic independent test t-test, multivariat analysis used multiple linear regression. Results The primipara adolescent mother was risky to experience postpartum depression was 11 or 55,0% with average ± 12,6±2,5 from 20 respondents, and primapara middle adulthood mother was not risky to experience postpartum depression was 17 or 85,0% with average ± 6,6±3,4 from 20 respondents; pvalue<0,05 or 0,000<0,005; average difference CI95% 6,0 4,0-7,9. Factor which dominated the occurence of postpartum depression was economy status and family support with pvalue 0,001<0,05, ANOVA test 0,000<0,05, and Rsquare 65,90%. Conclusion The primipara adolescent mother was risky to experience the occurence of postpartum depression than primipara middle adulthood mother. From other variable, the factor which dominated the occurence of pospartum depression were economy status and family KhoiriahLatifah LatifahZat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang diperlukan dalam sintesa hemoglobin dimana untuk mengkonsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Tujuan kegiatan pengabdian untuk mengatasi kejadian anemia pada ibu hamil sehingga perlunya penyelenggaraan dan Pengelolaan pemberian tablet zat besi di Posyandu Mawar Berduri RT 05 Kec Jakabaring Kel. Tuan Kentang Kota Palembang. Metode pengabdian masyarakat ini saya lakukan dengan melakukan wawancara tentang bagaimana cara pemberian tablet Fe, frekuensi, dan melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu kami melakukan cek HB guna mengetahui apakah ibu hamil di Posyandu Mawar berduri ini. Jumlah sasaran 75% ibu hamil mendapatkan Tablet Fe, dan hasilnya 80 % ibu hamil sudah mendapatkan tablet Fe. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta memahami akan pentingnya manfaat Tablet zat besi untuk ibu high death rate of mothers is a big problem in Indonesia. They died because of the great bleeding of anemia when they had pregnancy. At Bogor Tengah Puskesmas the prevalence of anemia of pregnant women is 63,63%. Whereas the scope of Fe 3 of pregnant mothers is it is related to the low compliance of pregnant women taking tablets Fe. The study aims to analyze the factor of knoeledge and attitude may be related to the compliance of pregnant women taking tablet Fe in the Bogor Tengah type of research is Explanatory Research with cross sectional approach, Subject of the study is all women in third semester of pregnancy at the Bogor Tengah Puskesmas, it is 53 women. The tool of collecting data is questionnaire. Data analysis in this research is the data analysis of univariate, bivariate data analysis with chi square. The result show that the most of respondent compliance consumption of tablet Fe is 60,4%. Multivariate analysis was not done because there is no related variables in this study. Public Health Center as the place closest to the public health service will need to provide information about important of taking tablet Fe to pregnant women through health promotion activities through Posyandu activities, ANC, class of pregnant women and health promotion activities that have been routinely implementedKeyword Compliance, the pregnant mothers, tablet FeWedya WahyuTut Wuri HandayaniAnemia masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada ibu hamil di Indonesia. Penyebab paling umum dari anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi,dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengawas minum obat tablet Fe pada ibu hamil yang anemia terhadap kenaikan Hb di Wilayah kerja Puskesmas Padang Luar Kabupaten Agam Tahun 2012. Penelitian ini mengunakan desain quasi – eksprimen dengan mengunakan pendekatan “Non –randomized control group pretest – postest design”. Teknik pengambilan sampel total sampling yaitu dengan jumlah sampel 50 orang yang dibagi dua kelompok, 25 kelompok intervensi dan 25 kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi melibatkan keluarga sebagai pengawas minum obat tablet Fe sedang pada kelompok kontrol tanpa pengawas minum obat tablet Fe. Teknik analisa yang digunakan untuk kelompok intervensi dan kontrol yaitu mengunakan uji uji stasistk kelompok intervensi dan kontrol didapatkan nilai p= 0,00 <0,05. Maka dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh pengawas minum obat pada ibu hamil yang anemia terhadap kenaikan Hb. Maka dapat disimpulkan kerterlibatan keluarga dalam pengawas minum obat tablet Fe dapat meningkatkan kepatuhaan ibu dalam mengkonsumsinya sehingga dapat menaikan Hb dan menurunkan angka kejadian anemiaEffect Of Pre-Eclampsia Severe toward the incidenceS I P SyarifW O N SamridaSyarif, S. I. P., & Samrida, W. O. N. 2017. Effect Of Pre-Eclampsia Severe toward the incidence. Indonesian Scholars' Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat Tablet Fe Di Desa CandiW T UtamiD AnitaUtami, W. T., & Anita, D. 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Manfaat Tablet Fe Di Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Jurnal Kebidanan, V01, Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Fe Bagi Ibu HamilD YuliasariD R SariE AgustinaR M PuspitaYuliasari, D., Sari, D. R., Agustina, E., & Puspita, R. M. 2017. Penyuluhan Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Fe Bagi Ibu Hamil. Jurnal Perak Malahati, 21, 45-50.

padapemberian tablet besi (Fe) atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet tambah darah. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya (Kemenkes, 2010). Pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi telah dikaji dan diuji secara ilmiah dengan dosis dan ketentuan. Namun, program

PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% Prawirohardjo,2002. Badan kesehatan dunia World Health Organization/WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% atau sekitar 1400 juta orang dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% atau kira-kira 100 juta orang dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% SKRT 2001. Lautan J dkk 2001 melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 74% menderita anemia, dan 13 42% menderita kekurangan DEFINISI ANEMIA PADA KEHAMILAN Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin Hb dalam darahnya kurang dari 12 gr% Winkjosastro, 2002. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II Saifuddin, 2002. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi Fe untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum Serum Iron = SI dan transferin menurun, kapasitas ikat besi total Total Iron Binding Capacity/TIBC meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari Anemia defisiensi besi pada kehamilan Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan kesehatan dunia World Health Organization/WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu Wiknjosastro, 2002. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN1 Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma Kurangnya zat besi dalam makanan Kebutuhan zat besi meningkat Gangguan pencernaan dan absorbsi Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi zat besi, antara lain Umur ibu 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe 1987 menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al 1991 dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar Pendarahan akut Pendidikan rendah Pekerja berat Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi. GEJALA ANEMIA PADA KEHAMILAN Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun anoreksia, konsentrasi hilang, nafas pendek pada anemia parah dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni, gangguan pada masa nifas subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek­si dan stress kurang, produksi ASI rendah, dan gangguan pada janin abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian peri­natal, dan lain-lain.1 FUNGSI Fe/ZAT BESI Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah hemoglobin. Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin protein yang membawa oksigen ke otot, kolagen protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung, serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan KEBUTUHAN Fe/ZAT BESI PADA MASA KEHAMILAN Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil Manuaba, 2001.2 Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. 4Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam PEMBERIAN TABLET Fe UNTUK MENCEGAH ANEMIA DALAM KEHAMILAN Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia Saifuddin, 2002.2 PENELITIAN PEMBERIAN ASUPAN 90 TABLET BESI PADA IBU HAMIL DI UNIVERSITAS UDAYANA Tujuan Untuk mengetahui efek 90 tablet suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat pertablet saat hamil terhadap kejadian anemia dan status besi pada ibu hamil. Materi dan Metode Suatu pelitian quasi-experimental dengan rancangan pretest-posttest dilakukan pada 65 ibu hamil dengan umur kehamilan kurang dari 24 minggu, tidak memiliki riwayat hemorhoid, batuk darah, tukang lambung dan penyakit darah lainnya di wilayah puskesmas Abiansemal Badung. Bahan perlakuan berupa tablet besi dengan kandungan 200 mg Ferus Sulfat setara dengan 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat. Tablet besi diberikan dengan dosis satu tablet perhari dan diberikan selama 13 minggu. Kadar Hb, MCV, MCH, dan MCHC diukur dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan proporsi anemia, kadar MCV < 80 mm3, MCH < 27 pg/sel, dan MCHC < 30 g/dl antara sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan uji t dan uji Z dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil Sekitar 76,93% ibu hamil mengalami defisiensi besi dengan MCH < 27 pg/sel dan 35,28% menderita anemia Hb < 11 g/dl sebelum diberikan suplemen besi. Setelah diberikan suplemen besi sebanyak 90 tablet selama 13 minggu, ibu hamil dengan MCH < 27 pg/sel menurun dari 76,93% menjadi 27,43% dan kejadian anemia menurun dari 35,28% menjadi 9,35%. Secara kuantitatif, rerata Hb, MCH dan MCH juga meningkat secara bermakna p 0,05. Akan tetapi, pada akhir perlakuan masih terdapat sekitar 27% ibu hamil mengalami defisiensi besi dan 9% masih anemia. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari ¾ ibu hamil mengalami defisiensi besi dan lebih dari 1/3 mengalami anemia. Pemberian suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam folat per hari selama 13 minggu dapat menurunkan angka amenia serta meningkatkan status besi ibu hamil, tetapi 1/3 dari mereka masih menderita defisiensi besi dan 9% masih anemia. Oleh kerena itu, adalah sangat penting memberikan asupan besi sejak masa pre-maternal supaya cadangan besi pada saat hamil cukup
Tabletzat besi (Fe) sangat dibutuhkan oleh wanita hamil, sehingga ibu hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet Fe minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilannya. Manfaat Zat Besi (Fe) Zat besi (Fe) berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk mioglobin , yakni protein yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, dan kolagen.
Menurut Biswas 1994, anemia defisiensi besi bertanggung jawab pada kurang lebih 95% anemia selama kehamilan, yang menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan terhadap besi Defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang umum dijumpai pada wanita hamil di daerah endemik malaria Crawley, 2004. Menurut Amiruddin dan Wahyuddin 2004, prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar antara 20-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih dari 50%. Prevalensi anemia pada kehamilan khususnya pada trimester III berkisar antara 50-79%. Sedangkan kriteria anemia menurut WHO adalah ≥40%. Wanita hamil membutuhkan zat besi jauh lebih banyak. Selain untuk menutupi kehilangan basal, juga untuk kebutuhan pembentukan sel¬sel darah merah yang bertambah banyak, kebutuhan plasenta serta janin dalam kandungan Husaini, 1989. Dengan demikian risiko anemia zat besi semakin besar Wirakusumah, 1999. Menurut Van Eijk et al 2001, selama kehamilan, severe anemia Hb <7 g/dL dapat menyebabkan perubahan sirkulasi yang berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Selama persalinan, wanita dengan severe anemia kurang mampu menoleransi kehilangan darah, meskipun hanya dalam jumlah moderat, sehingga memiliki risiko lebih tinggi untuk menerima transfusi darah selama persalinan. Anemia selama persalinan juga menyebabkan lemahnya kontraksi uterus, tenaga mengejan lemah, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri. Sementara menurut Taufik et al 2002, perdarahan merupakan penyebab terbanyak kematian maternal di Indonesia Kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan berbeda-beda. Pada trimester pertama, kebutuhan besi justru lebih rendah dari masa sebelum hamil. Ini disebabkan wanita hamil tidak mengalami menstruasi dan janin yang dikandung belum membutuhkan banyak zat besi Wirakusumah, 1999. Menurut Wirakusumah 1999, kebutuhan zat besi ibu hamil pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat mencolok kenaikannya, dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavaibilitasnya, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar cukup Husaini, 1989. Pada ibu hamil yang sejak awal telah mempunyai cadangan zat besi sebesar 500 mg tidak membutuhkan suplementasi lagi, tetapi wanita yang mempunyai zat besi reserva sedemikian besar jarang dijumpai, bahkan di negara-negara maju sekalipun. Rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil berdasarkan usia kehamilan adalah sebagai berikut Husaini, 1989 Trimester I Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah 30 – 40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah. Trimester II Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg. Trimester III Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg. Berikut rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil Husaini, 1989, yaitu Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 11-12 minggu usia kehamilan. Volume darah merah dan plasma juga meningkat seiring dengan peningkatan curah jantung. Keadaan ini membutuhkan banyak bahan pembentuk sel darah merah seperti zat besi, asam folat dan zat-zat lainnya pada saat kehamilan. Peningkatan kebutuhan ini mengakibatkan kecenderungan ibu hamil mengalami anemia, dimana hemoglobin menurun. Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke seluruh organ tubuh misalnya otak, uterus, ginjal, payudara dan kulit. Peningkatan ini sangat penting artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi Perubahan sel-sel darah dimulai pada saat memasuki usia kehamilan 8 minggu, dimana jumlah lekosit meningkat secara progresif sampai aterm. Pada masa kehamilan volume plasma darah akan mengalami peningkatan lebih besar dibanding sel-sel darah merah, sehingga menyebabkan terjadinya pengenceran, dalam perkembangan kehamilan ternyata kenaikan volume plasma darah jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kenaikan eritrosit, yaitu kenaikan volume plasma darah mencapai 35% – 55%, sedangkan kenaikan eritrosit hanya 15% – 30%. Terjadinya pengenceran eritrosit yang cukup besar tersebut khususnya pada umur kehamilan 32 – 34 minggu sehingga secara relatif hemoglobin menjadi rendah. Refference, antara lain • Amiruddin, R., Wahyuddin, 2004, Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. J. Med. Nus, 25 71-75; • Biswas, 1994, Cardiac, Hematology, Pulmonary, Renal & Urinary Tract Disorders in Pregnancy; • Husaini, 1989. Study nutritional anemia an assesment of information complication for supporting and formulating national policy and program. Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes; • Wirakusumah, E. 1999. Perencanaan menu anemia gizi besi. Jakarta Trubus Agriwidya. Incoming Search Termskebutuhan zat besi ibu hamilkebutuhan zat besi pada ibu hamilkebutuhan fe ibu hamil
\n \n \n\n\npemberian tablet fe pada ibu hamil menurut who
23 Tablet Fe (Tablet Zat Besi) a. Pengertian Tablet Zat besi (Fe) adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan
ArticlePDF AvailableAbstractPenyebab kematian ibu yang ditemukan di DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dll. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan 5 kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey korelasional dengan pendekatan cross sectional, metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Jumlah responden sebanyak 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan rekam medis. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai p value kepatuhan konsumsi tablet Fe p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 113 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL 1,2Larasajeng Permata Sari, Siti Nur Djannah 1,2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Submitted 11-5-2020 Revised 13-11-2020 Accepted 10-12-2020 Penyebab kematian ibu yang ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dan lain-lain. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan lima kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey korelasional dengan pendekatan cross sectional, metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Jumlah responden sebanyak 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan rekam medis. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai p value kepatuhan konsumsi tablet Fe p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Anemia, Konsumsi tablet FE, Ibu Hamil COMPLIANCE WITH TABLET FE CONSUMPTION IN PREGNANT WOMEN Anemia, Fe tablet consumption, Pregnant women Maternal mortality in Yogyakarta Special Region are caused by heart disease, bleeding, eclampsia, sepsis / infection. Bleeding is still number one causes of maternal death. Pregnancy with anemia are 5 times more at risk of bleeding than who are not. The aims of the research was to determine relationship of consumption of iron tablets with anemia in pregnant women in Kotagede II Yogyakarta Public Health Center. This was a correlational survey research design, a cross sectional approach. The sampling method uses accidental sampling technique. The number of respondents was 77 pregnant women in second and third trimester. The research instrument used questionnaire sheets and medical records. Data were processed by Chi-Square statistical tests. Study found With a significance level of the value p value of compliance with Fe tablet consumption p = 0,000. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between Fe tablet consumption with the incidence of anemia at Kotagede II Yogyakarta Health Center. Korespondensi Penulis Larasajeng Permata Sari Jl. Janturan Yogyakarta 55164 email larasajeng29 Quality Jurnal Kesehatan Volume 14, Nomor 2 Tahun 2020 pISSN 1978-4325, eISSN 2655-2434, DOI 114 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality Pendahuluan Sustainable Development Goals SDGs merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembanggunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium Development Goals MDGs yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang Segala usia, dengan salah satu outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu AKI hingga 70 per kelahiran hidup KH pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun jika dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per KH dalam kurun waktu 1990-2015 Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan, 2018 Menurut Dinkes DIY 2017, penyebab kematian ibu yang ditemukan di DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dll. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan 5 kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan Dinkes DIY, 2017 Hasil penelitian Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 50-63%. Prevalensi anemia ibu hamil di DIY pada tahun 2015 sebesar 14,85 % dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 16,09 % dan kembali turun menjadi 14,32 pada tahun 2017. Upaya menurunkan prevalensi anemia ibu hamil harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan di DIY. Ibu hamil dengan anemia di Kabupaten Kulonprogo 12,88, Bantul 16,32, Gunung Kidul 16,77, Sleman 8,06, Yogyakarta 30,81 Dinkes DIY, 2017 Peran pemerintah dalam menangani kejadian anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan Kemenkes RI, 2017. Berbagai kebijakan dan program–program yang ada seperti Upaya Perbaikan Gizi Keluarga UPGK, Keluarga sadar gizi KADARZI, pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah dan lainnya. Hasil PSG Pemantauan Status Gizi 2016 mendapatkan hanya 40,2% ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet lebih rendah dari target nasional tahun 2016 sebesar 85% Rahmawati, 2011 Peningkatkan kepedulian masyarakat dengan adanya kematian ibu terhadap kejadian anemia, Bidan mengajak masyarakat untuk mendukung upaya perbaikan gizi pada ibu hamil dengan pemberian tablet penambah darah, makan yang bergizi dan melakukan pemeriksaan rutin. Anemia pada ibu hamil, yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu, terjadi karena ibu hamil mengalami defisiensi zat besi. Oleh karena itu, pemberian tablet tambah darah diharapkan mampu mengurangi kasus anemia pada ibu hamil yang pada akhirnya akan menurunkan risiko kematian ibu Dinkes DIY, 2017 Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran premature, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Sekitar 41,8 % ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling tidak setengahnya disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika haemoglobin kurang dari 11 gr%/dL Riskesdas, 2016 Menurut Lisma 2017 bahwa ibu yang patuh dalam konsumsi tablet tambah darah tidak mengalami anemia. Kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dapat dihindari dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, selain itu juga bisa didukung dengan pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga menghindari faktor-faktor yang dapat menjadikan resiko ibu hamil untuk terkena anemia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meskipun sudah patuh mengkonsumsi tablet Fe, tetapi masih terdapat ibu hamil yang mengalami kejadian anemia sebanyak 4 orang 9,5% Lisma, 2017 Peningkatan kebutuhan zat besi pada ibu hamil tersebut tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan, bahkan makanan yang telah mengalami fortifikasi zat besi juga tidak mampu memenuhi kebutuhan ini. 115 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality Oleh karenanya pemenuhan zat besi saat hamil juga tergantung pada dua faktor yaitu cadangan zat besi sebelum hamil dan suplemen zat besi selama kehamilan F, 2011 Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah haemoglobin. Anemia dalam kehamilan menyebabkan ibu tidak mampu menghadapi kehilangan darah dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal, persalinan premature dan pengaruh terhadap kematian ibu Proverawati, 2011. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 5 Desember 2018 di Puskesmas Kotagede II terdapat 1024 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2018 namun terdapat 328 orang ibu hamil yang periksa Hb dengan 161 49% orang ibu hamil yang mengalami anemia. Mengingat pentingnya akibat yang bisa timbul oleh anemia selama kehamilan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Kepatuhan konsumsi tablet FE pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Metode Jenis penelitian kuantitatif menggunakan studi korelasi dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hubungan dua atau beberapa variable. Penelitian ini menggunakan survey korelasional yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan menemukan ada tidaknya hubungan tanpa mengetahui hubungan antara tingkat kpeatuhan konsumsi tablet FE dengan kejadian anemia pada ibu hamil Setiawan, 2011 Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dari status ibu dan data primer dengan melakukan pemeriksaan langsung dan memberi kuisioner. Uji validitas penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Januari 2019 di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta dengan responden trimester II dan trimester III. Nomor surat etik Hasil Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta dengan jumlah sampel 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta a. Anemia b. Tidak Anemia Kepatuhan Konsumsi Tablet FE Sumber Data Primer 2019 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 49 orang 63,7 %, namun terdapat kepatuhan konsumsi tablet FE pada ibu hamil yang patuh lebih banyak sebanyak 53 orang 69%, dibandingkan ibu hamil yang tidak patuh sebanyak 24 orang 31%. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet FE dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogtakarta Kepatuhan konsumsi tablet Fe Sumber Data Primer 2019 Berdasarkan tabel 2, dari 53 responden yang patuh konsumsi tablet FE terdapat 11 14,2% yang anemia dan 42 54,5% tidak anemia. Sedangkan 24 respoden tidak patuh dalam konsumsi tablet FE terdapat 17 22,1% yang anemia dan 7 9,2% tidak anemia. Berdasarkan uji Chi Square, pada bagian 116 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality person chi-square terlihat nilai value 0,000 x2. Karena nilai value 0,000 Background Anemia is a condition where the blood hemoglobin level is <11 g/dl. Anemia is often experienced by mothers during pregnancy. The main cause of anemia in pregnant women is due to iron deficiency in the body. This study aims to determine what factors are the main causes of anemia in the working area of Ampel Health Center and Gladagsari Health Center. Poor nutritional status, parity, short pregnancy intervals are believed to be the biggest contributors to the incidence of anemia in pregnant women. Methods This study used secondary data with a cross sectional design. Chi Square test is used in statistical testing. Study involved Ampel Health Center 193 samples and Gladagsari Health Center 246 samples. The variables studied were the age of pregnant women, distance between pregnancies, parity, nutritional status, Antenatal Care and adherence to Fe tablet consumption. Results The results showed that nutritional status gestational distance parity and age of pregnant women had a significant relationship with the incidence of anemia in Ampel Health Center < Gladagsari Health Center samples showed different results where nutritional status gestational distance parity adherence to Fe tablet consumption and age of pregnant women had a significant relationship with the incidence of anemia < 0, 05. Maternal nutritional status during pregnancy is the highest cause of anemia, many steps can be taken to improve the nutritional status of pregnant women, one of which is the provision of additional food. Conclusion Education of health workers about the importance of consuming Fe tablets for women of childbearing age WUS and pregnant women and self-compliance play an important role in preventing anemia during pregnancy.
Hasilpenelitian menunjukan rata-rata kadar ibu hamil sebelum pemberian tablet Fe 10.530, standar deviasi : 1.1298, kadar Hb tertinggi : 12,2 dan terendah : 8,0. Rata-rata kadar Hb ibu hamil setelah diberikan tablet Fe selama 1 bulan diperoleh rata-rata kadar ibu hamil adalah 12.145, standar deviasi 0,6591, kadar Hb tertinggi : 13,6 dan terendah : 10,8.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tablet Fe, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan terhadap kadar hemoglobin Ibu hamil. Disain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental dengan tiga kelompok ibu hamil masing masing terdiri dari 30 ibu hamil awal trimester 3. Kelompok pertama diberi suplemen tablet Fe dan vitamin C disertai pendampingan dan penyuluhan FCPP; kelompok kedua diberi suplemen Fe dan vitamin C disertai pendampingan FCP; dan kelompok ketiga diberi suplemen Fe disertai pendampingan dan penyuluhan FPP. Semua perlakuan diberikan sekitar 30 hari. Pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar Hb di lakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna kenaikan kadar Hb ibu hamil pada kelompok FCPP dibanding kelompok FCP dan FPP p Hasil penelitian ini berimplikasi pada pentingnya pemberian vitamin C, penyuluhan dan pendampingan menyertai pemberian tablet Fe dalam upaya perbaikan kadar Hb ibu hamilKata kunci Fe, Ibu hamil, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan gizi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Perilaku Hygienitasi Pengelolaan Home Industri... 91 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 EFIKASI SUPLEMENTASI TABLET BESI, VITAMIN C, PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL Efficacy of iron tablet supplementation, vitamin C, and counseling to pregnant woman's hemoglobin Abdul Hadi 1, Marfina2, Iskandar3 1,2,3 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, JL. Soekarno Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemekes Aceh RI Aceh Lampeneurut, Aceh Besar. kode pos 23352. E-mail nanangpoltekkes Received 24/6/2017 Accepted 16/7/2017 Published online 3/11/2017 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tablet Fe, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan terhadap kadar hemoglobin Ibu hamil. Disain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental dengan tiga kelompok ibu hamil masing masing terdiri dari 30 ibu hamil awal trimester 3. Kelompok pertama diberi suplemen tablet Fe dan vitamin C disertai pendampingan dan penyuluhan FCPP; kelompok kedua diberi suplemen Fe dan vitamin C disertai pendampingan FCP; dan kelompok ketiga diberi suplemen Fe disertai pendampingan dan penyuluhan FPP. Semua perlakuan diberikan sekitar 30 hari. Pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar Hb di lakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna kenaikan kadar Hb ibu hamil pada kelompok FCPP dibanding kelompok FCP dan FPP p Hasil penelitian ini berimplikasi pada pentingnya pemberian vitamin C, penyuluhan dan pendampingan menyertai pemberian tablet Fe dalam upaya perbaikan kadar Hb ibu hamil Kata kunci Fe, Ibu hamil, vitamin C, penyuluhan dan pendampingan gizi. ABSTRACT The general objective of this study was to determine the efFect of Fe, folic acid and vitamin C got assistance and counseling to hemoglobin levels of pregnant. The design of this study was a quasi experiment with pre-post test. The subjects were divided into three groups, group I who received iron tablet, Vitamin C, counseling and accompaniment FCPP; group II who consumed iron and vitamin C with counseling without accompaniment FCP; group III who consume iron with counseling and accompaniment FPP. All treatments are given intervention for 60 days. all Penulis untuk korespondensi nanangpoltekkes pregnant women are asked to consume 1 Fe tablets every day. before the intervention of pregnant women had Hb levels in check beforehand. This reseacrh showed there was significant difFerence p 30 tahun 24,4%. Sebagian besar usia kehamilan pada trisemester II 46,7%. Pendidikan ibu adalah SMA 52,5%, dengan pekerjaan ibu rumah tangga 46,7%. Gambar 1. Distribusi anemia sebelum dan sesudah perlakuan. Distribusi anemia sebelum dan sesudah perlakuan disajikan pada Gambar 2, hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan pada kelompok FCPP 36,7% dan kelompok FCP 6,67%, sedangkan kelompok FPP terjadi peningkatan, hal ini terjadi karena tidak adanya pendampingan saat pemberian. Rata-rata nilai Hb ibu hamil pada pengukuran sebelum pemberian tablet Fe, vitamin C, penyuluhan dan pedampingan adalah gr/dl dengan standart deviasi sedangkan pada pemeriksaan kedua didapat rata-rata nilai Hb ibu hamil gr/dl dengan standart deviasi dengan p-value p0,05. Rata-rata nilai Hb ibu hamil pada pengukuran sebelum pemberian tablet fe, vitamin C, penyuluhan tanpa pedampingan adalah gr/dl dengan standart deviasi sedangkan pada pemeriksaan kedua didapat rata-rata nilai Hb ibu hamil gr/dl dengan standart deviasi p 0,05 dan cakupan pemberian tablet Fe p-value > 0,05 dengan prevalensi anemia ibu hamil. Kesimpulan Tidak ada hubungan yang signifikan antara cakupan ANC dan cakupan pemberian tablet Fe dengan prevalensi anemia ibu hamil. Kejadian anemia pada ibu hamil dipengaruhi banyak faktor lain seperti status gizi dan kepatuhan ibu dalam konsumsi tablet MikoAlfridsyah AlfridsyahNurbaiti NurbaitiPemeriksaan Hb dilakukan melalui metode Sahli dan Hemocue. Sahli dan Hemocue lebih memperoleh informasi akurat dari hasil tes. Pemeriksaan Hb dilakukan dengan metode Sahli sebanyak 356 orang, dari hasil menggunakan metode Sahli hemoglobin pada ibu hamil anemia hanya sebesar 3%. Penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional dengan sampel 54 orang. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan dengan Analisis Sensitivitas, spesifisitas, dan tes kehandalan yang dilakukan dengan menilai koefisien Kappa K perhitungan sensitivitas nilai indeks adalah 100%, spesifisitas untuk penilaian status anemia ibu diperoleh indeks skor 6,1%, hasil perhitungan uji reliabilitas adalah 1,16%. Jika Seseorang dinyatakan anemia menurut metode Sahli disarankan memeriksa dengan metode karena Sahli False positif Microkuvet Anemia is the commonest medical disorder in pregnancy and has been associated with poor pregnancy outcome. The purpose of this study was to determine the compliance rate and factors associated with iron and folic acid consumption among pregnant women. Methods A descriptive cross-sectional study was carried out in a tertiary hospital with sample size of 246 pregnant women. Results The study showed compliance rate of iron and folic acid among pregnant women. Significant association was observed between the compliance of the iron and folic acid and religion of women p< ethnicity p= educational status of women p< occupation of husband p= type of family p= place of residence p= family monthly income p= frequency of antenatal check up p< counseled for IFA during this pregnancy p= and previous history of anaemia p= Conclusion It is concluded that increase in frequency in antenatal care and proper counseling for consumption of IFA during pregnancy have positive influence in increasing compliance rate of iron and folic acid. INTRODUCTION Health of an individual originates from the conception and evolves along with the birth and as the individual grows further in years. Therefore, one of the important determinants of health is healthy conception and appropriate antenatal care. Maternal health has always been the top most concern of policy makers, health professionals and the public. Jemal HaidarA cross-sectional community-based study with analytic component was conducted among Ethiopian women during June-July 2005 to assess the magnitude of anaemia and deficiencies of iron and folic acid and to compare the factors responsible for anaemia among anaemic and non-anaemic cases. In total, 970 women, aged 15-19 years, were selected systematically for haematological and other important parameters. The overall prevalence of anaemia, iron deficiency, iron-deficiency anaemia, deficiency of folic acid, and parasitic infestations was and respectively. Women who had more children aged less than five years but above two years, open-field toilet habits, chronic illnesses, and having intestinal parasites were positively associated with anaemia. Women who had no formal education and who did not use contraceptives were negatively associated with anaemia. The major determinants identified for anaemia were chronic illnesses [adjusted odds ratio AOR = 95% confidence interval CI deficiency of iron AOR = 95% CI and deficiency of folic acid AOR = 95% CI The odds for developing anaemia was times more likely among women with chronic illnesses, 60% more likely in the iron-deficient and 40% more likely in the folic acid-deficient than their counterparts. One in every three women had anaemia and deficiency of folic acid while one in every two had iron deficiency, suggesting that deficiencies of both folic acid and iron constitute the major micronutrient deficiencies in Ethiopian women. The risk imposed by anaemia to the health of women ranging from impediment of daily activities and poor pregnancy outcome calls for effective public-health measures, such as improved nutrient supplementation, health education, and timely treatment of AditiantiYurista PermanasariElisa Diana JuliantiAnemia contributed 20 persen the death of pregnancy. Low consumption of iron is one of the cause of anemia prevalences among pregnant women. Iron intake can be gained from iron tablet. However the iron tablet consumption still very low. The purpose of this study was to obtain the role of family and posyandu kadre support to the compliance of iron tablet consumption among anemic pregnant women and its relation to haemoglobin levels of anemic pregnant women. The research design was quasi experimental Anemic pregnant women as a sample respondens were divided into two groups, 29 in the intervention group and 32 in the control group. The study was conducted at Cibungbulang and Pamijahan sub district, Bogor. Compliance measurements using MMAS - 8 Morisky Medication Adherence Scale - 8 questionnaires. Compliance of iron tablet consumption categorized by low, middle and high. The intervention was counseling about anemia and how important iron tablet consumption among pregnant women to their family husband/parents/in-laws/other close relatives or posyandu cadre whose lived in the same house or as their neighbour. Data analysis was performed using Chi - square and different t-test. The results showed that the anemic pregnant women with support from their family and posyandu cadre improve their compliance of iron tablet p< 0,05. Keywords anemia, iron tablet, family and posyandu cadre support, compliance ABSTRAK Anemia memberikan kontribusi hingga 20 persen terhadap semua kematian pada kehamilan. Salah satu penyebab tingginya prevalensi anemia adalah rendahnya asupan zat besi. Salah satu sumber asupan zat besi berasal dari tablet tambah darah TTD, namun kepatuhan mengonsumsinya masih sangat rendah. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pengaruh peran pendamping terhadap kepatuhan konsumsi TTD dan hubungannya dengan kadar hemoglobin Hb ibu hamil anemia. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen. Responden adalah ibu hamil anemia, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 29 pada kelompok intervensi dan 32 pada kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan Kabupaten Bogor. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MMAS-8 Morisky Medication Adherence Scale. Intervensi berupa penyuluhan tentang anemia pada pendamping dan pentingnya konsumsi TTD pada keluarga suami/orang tua/mertua/kader/keluarga dekat lainnya yang tinggal serumah atau berdekatan. Kepatuhan konsumsi TTD dikategorikan menjadi rendah, sedang dan tinggi. Analisis data menggunakan uji Chi-square dan uji beda t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian penyuluhan pada ibu hamil dengan anemia dapat meningkatkan kepatuhan minum tablet tambah darah p<0,05. [Penel Gizi Makan 2015, 381 71-78] Kata kunci anemia, tablet tambah darah, pendamping ibu hamil, kepatuhan minum TTDAim Iron deficiency is a leading cause of anemia in pregnancy. The present study aimed to compare the efficacy of oral and intravenous iron therapy in improving iron deficiency anemia in pregnancy and restoring iron stores, compare the obstetric outcome in the two groups and evaluate the safety of intravenous iron sucrose. Material and methods This was a prospective study, where 100 anemic antenatal women with hemoglobin 7-9 g/dL, mean corpuscular volume <85 fL and serum ferritin <15 ng/mL, were randomized into two groups. In group A n=50, the women received 200 mg tablets of ferrous sulphate, each containing 60 mg elemental iron, three times a day for 4 weeks. In group B n=50, iron sucrose was given in divided doses of 200 mg each on alternate days by slow intravenous infusion. Primary outcome measure was treatment efficacy, assessed by measurement of hemoglobin, red blood cell indices and reticulocytes on days 7, 14, 21, and 30 and at delivery, and of ferritin on day 30 and at delivery. Any side-effects of treatment and the neonatal outcome were studied as secondary outcome measures. Results There was a statistically significant difference in increase of hemoglobin levels in group A vs g/dL in group B; P= and ferritin levels between the two groups on day 30 P= The adverse effects from iron treatment were mild but more prominent in group A. Neonatal outcome was comparable in the two groups. Conclusion Intravenous administration of iron sucrose is a safe treatment for correction of anemia in pregnancy, without serious side-effects.

Jenepontocakupan distribusi tablet tablet besi ibu hamil pada tahun 2012 Fe 1 : 85,6% dan Fe3 :89,8% (Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, 2012 ).Khusus untuk wilayah kerja Puskesmas Binamu Kabupaten Jeneponto, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe-1 di Puskesmas Binamu pada tahun 2012 sebanyak 231 (87,17%), Fe-3 sebanyak211 ibu hamil
Pemerintahtelah melakukan upaya pencegahan dengan memberikan tablet Fe kepada ibu hamil, namun efek samping yang ditimbulkan tablet Fe, pengetahuan dan sikap ibu hamil dapat memicu seseorang kurang mematuhi konsumsi tablet Fe 90 tablet secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet Fe tersebut tidak tercapai.
Po4Ia.
  • vofe4kvznp.pages.dev/210
  • vofe4kvznp.pages.dev/108
  • vofe4kvznp.pages.dev/150
  • vofe4kvznp.pages.dev/292
  • vofe4kvznp.pages.dev/431
  • vofe4kvznp.pages.dev/138
  • vofe4kvznp.pages.dev/195
  • vofe4kvznp.pages.dev/478
  • pemberian tablet fe pada ibu hamil menurut who